Menikmati Keindahan Alam dari Ketinggian dengan Paralayang

Sulistya - Senin, 21 Maret 2022 16:16 WIB
Tokoh wayang Hanoman mengikuti festival paralayang di lokawisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Getasan, Minggu (20/3/2022). (dok/jatengprov.go.id)

Semarang, Jatengaja.com – Lokasi take off paralayang lokawisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dikembangkan.

Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang, Heru Subroto dalam keterangan persnya mengatakan, lokasi take off paralayang itu bisa jadi daya tarik utama untuk mengembangkan Gunung Gajah. Karenanya, dia juga mengusulkan dibuka kesempatan para pengunjung untuk menikmati sensasi paralayang secara tandem.

“Tak hanya wisatawan lokal yang datang ke lokawisata Gunung Gajah. Tempat take off paralayang di sini juga diminati turis asing,” kata Heru saat menghadiri festival paralayang yang digelar Disparta bersama Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), di lokawisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Getasan, Minggu (20/3/2022).

Festival digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Ke-501 Kabupaten Semarang. Festival paralayang cukup unik, dimana masyarakat dapat melihat tokoh wayang Hanoman sedang terbang dengan menggunakan paralayang. Tidak hanya Hanoman, ada juga tentara, petugas medis yang memakai hazmat juga nampak terbang di atas Gunung Gajah.

Menurut Heru Subroto, festival tersebut digelar sebagai tanda kebangkitan pariwisata di masa pandemi Covid-19.

Adapun Ketua FASI Kabupaten Semarang, Sundari mengatakan, festival terbang paralayang dengan mengenakan aneka kostum khas baru pertama kali diadakan. Ide ini untuk mendukung pengembangan pariwisata dan olahraga paralayang.

Menurutnya, potensi atlet paralayang Kabupaten Semarang cukup bagus. Terbukti, pada pada PON di Papua lalu, berhasil merebuat satu medali emas, dua perak, dan tiga perunggu.

“Prestasi ini sangat bersejarah, karena baru pertama kalinya. Festival ini diharapkan bisa mendukung pencarian bibit atlet paralayang,” ujarnya.

Panitia Pelaksana festival paralayang, Agus Wahyudi mengatakan, pada festival kali ini diikuti 53 orang peserta. Mereka berasal dari Wonogiri, Temanggung, Wonosobo, dan Karanganyar.

“Ada juga yang dari Pulau Batam dan perwakilan dari Jawa Timur. Kostum yang dikenakan beragam ada tokoh Hanoman, penari tradisional, pakaian hazmat dan burung,” ujarnya.

Perlu diketahui, para peserta melakukan take off dari ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan air laut di Gumuk Gunung Gajah. Sedangkan landing-nya, di lapangan Muncul, Desa Rowoboni, Banyubiru. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS