Kenaikan Harga Daging Ayam Ras dan Beras Picu Inflasi April 2023 di Jateng Sebesar 0,28%
Semarang, Jatengaja.com - Pada April 2023 Jawa Tengah (Jateng) mengalami Inflasi sebesar 0,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,57.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng merilis penyebab utama inflasi pada April 2023 adalah kenaikan harga daging ayam ras, angkutan antar kota, rokok kretek filter, beras, dan mobil.
Sedangkan penahan utama inflasi adalah penurunan harga angkutan udara, cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras,dan telepon seluler.
- Laba SIG Kuartal I-2023 Tumbuh 11,1% Jadi Rp562 Miliar
- HUT Ke-15, BPR Arto Moro Capai Aset Rp 1 Triliun
- Kemenhub Sebut Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Selama Mudik dan Balik Lebaran 2023 Turun 25%
- Satgas RAFI 2023 Pertamina Berkahir, Catat Kenaikkan Konsumsi BBM Gasoline Hingga 66%
- Dinpendukcapil Purbalingga Buat Terobosan Layanan COD e-KTP dan KIA ke Rumah
- Menegenalkan Kembali Nasi Glewo, Kuliner Khas Semarang
Tingkat inflasi tahun kalender April 2023 sebesar 1,09% dan tingkat inflasitahun ke tahun (April 2023 terhadap April 2022) sebesar 4,40%.
Dari enamkota IHK di Jateng, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus sebesar 0,34 persen dengan IHK sebesar 114,50 diikuti oleh Kota Tegal sebesar 0,33 persen dengan IHK sebesar 116,26.
Kota Cilacap sebesar 0,28 persen dengan IHK sebesar 114,80. Sedangkan inflasi sebesar 0,27 persen terjadi
di Kota Semarang dengan IHK sebesar 113,97; Kota Purwokerto dengan IHK sebesar 115,30; dan Kota Surakarta dengan IHK sebesar 116,36.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknyasebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan,minuman, dan tembakau sebesar 0,65 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,50 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,43 persen; kelompok transportasi sebesar 0,33 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah
tangga sebesar 0,02 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan
indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,25 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks
(relatif stabil). (-)