Kenaikan Harga Ayam Ras Jelang Lebaran, Picu Inflasi Maret di Jateng Naik Jadi 0,60%

SetyoNt - Kamis, 04 April 2024 08:38 WIB
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan inflasi Maret 2024 sebesar 0,60%. (Jatengaja.com/istimewa)

Semarang, Jatengaja.com - Tingkat inflasi gabungan di Jawa Tengah (Jateng) bulan Maret 2024 sebesar 0,60 persen, meningkat dibandingkan atas bulan sebelumnya sebesar 0,57 persen.

Sedangkan inflasi gabungan kota di Jateng pada bulan Maret 2024 secara year on year (yoy) sebesar 3,40 persen meningat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,98 persen.

“Meski meningkat, inflasi Maret 2024 masih berada di rentang sasaran target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5±1 persen,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4/2024).

Menurut Rahmat, secara spasial, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wonosobo yakni sebesar 0,86 persen (mtm), sedangkan terendah yakni Kabupaten Rembang sebesar sebesar 0,31 persen.

Penyebab peningkatan inflasi bulan Maret, lanjut Rahmat, terutama dipengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas pangan utama yakni daging ayam ras dan telur ayam ras.

“Kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada momentum Ramadan dan Idulfitri,” katanya, Selasa (2/4).

Selain itu, juga harga pakan ternak yang masih tinggi juga turut menjadi faktor penyebab peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.

Komoditas lainnya yang turut menjadi andil penyebab inflasi di Jateng yaitu beras. Beras masih mencatatkan tekanan inflasi namun dengan magnitude yang berkurang, sejalan panen padi mulai berlangsung di beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Sragen, Temanggung, Demak, Grobogan, dan Kota Purwokerto.

Laju inflasi di Jateng tertahan dengan terjadinya penurunan harga beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, cabai hijau, dan kentang.

“Penurunan harga pangan tersebut berlangsung seiring dengan kecukupan pasokan di Jawa Tengah,” tandasnya.

Guna menjaga inflasi di Jateng berada pada rentang sasaran, imbuh Rahmat, diperlukan koordinasi dan sinergi yang lebih erat antar instansi terkait.

“Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi, bersinergi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” katanya

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jateng sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS