Jateng Terbesar Ketiga se-Indonesia dalam Budidaya Perikanan
Semarang, Jatengaja.com - Jawa Tengah (Jateng) tercatat menempati peringkat terbesar ketiga se- Indonesia dalam budidaya perikanan, dengan total volume sebanyak 545,94 ribu ton pada 2022.
Jateng pun mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai apresiasi atas pencapaian prestasi budidaya perikanan tersebut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Fendiawan Tiskiantoro menyatakan, pada 2022 volume produksi budidaya ikan sebesar 458.513,77 ton dan rumput laut sebesar 87.429,85 ton, dengan total volume sebesar 545.943, 62 ton pada 2022.
- BNI Siapkan Uang Tunai Rp22,02 Triliun untuk Libur Panjang Akhir Tahun
- Strategi Khusus Perbankan Hadapi Tahun Politik
- Kemenperin Buka Akses Pendanaan Puluhan Startup
- Mau Liburan, Inilah Daftar 5 Pantai Terbaik di Indonesia
- Rektor Undip Beri Gelar Profesor Kehormatan kepada Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono
“Alhamdulillah kita dapat peringkat tiga produksi perikanan budidaya nasional. Penghargaan ini yang pertama bagi Jateng. Penghargaan diberikan pada Rakornas Kementerian Kelautan dan Perikanan di Bali, 7-9 Desember 2023,” katanya dilansir dari jatengprov.go. Selasa 12 Desember 2023.
Produksi budidaya perikanan di Jateng, lanjut Fendi dari tahun ke tahun relatif meningkat. Kecuali 2020, terdapat penurunan karena terdampak pandeme Covid-19.
Berbagai strategi dilakukan untuk menggenjot kualitas dan kuantitas produksi perikanan budidaya, antara lain menjaga kualitas dan kuantitas benih (benih unggul bersertifikat CPIB), kepadatan tebar benih yang sesuai SNI untuk mengoptimalkan pertumbuhan ikan.
Adapula penerapan teknologi pada usaha budidaya ikan yang dilakukan dan penerapan biosecurity untuk penjaminan mutu produk ikan yang dihasilkan,serta menerapkan Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).
Fendi menjelaskan, produksi perikanan budidaya meliputi budidaya air tawar seperti lele, nila, gurami dan patin. Budidaya air payau seperti udang vaname, bandeng, nila salin dan budidaya air laut seperti kerapu, kakap serta rumput laut.
Produksi tersebut, kebanyakan diserap oleh pasar lokal. Selain dalam bentuk segar (belum diversifikasi) banyak pula olahan perikanan yang laku hingga mancanegara.
“Khusus untuk komoditas udang, akan masuk ke Unit Pengolah Ikan untuk diolah menjadi produk yang siap ekspor. Adapula diversifikasi olahan seperti bandeng presto, abon ikan hingga keripik ikan,” ujarnya.
Fendi berharap produksi perikanan budidaya meningkat setiap tahunnya. Prognosa (perkiraan) pada akhir 2023, jumlah produksi perikanan budidaya di Jateng naik, mencapai 547.038,30 ton.
“Dengan kondisi tersebut, produk perikanan budidaya tidak hanya masuk ke pasar domestik dan global, juga menyejahterakan pembudidaya,” ujar Fendi. (-)