Ini Sumber Uang Keluarga Kerajaan Inggris

SetyoNt - Jumat, 28 Januari 2022 21:59 WIB
Ratu Elizabeth II ( Geoff Pugh – WPA Pool)

London, Jatengaja.com - Kehidupan Ratu Inggris dan keluarga kerajaan yang terkesan glamour menimbulkan pertanyaan kalayak umum tentang sumber uang keluarga kerjaan Inggris dari mana untuk membiayaan kehidupan mereka.

Pada masa lalu, raja Inggris memiliki kendali atas real estate yang luas. Namun pada tahun 1760, Raja George III menyerahkan semua aset tersebut kepada pemerintah Inggris. Keuntungannya akan masuk ke Departemen Keuangan dan raja dilarang menjual properti tersebut.

Kumpulan tanah tersebut disebut Crown Estate yang dikelola oleh organisasi independen. Mereka memiliki situs web sendiri dan termasuk mengelola peternakan sapi, tambang, dan Windsor Great Park. Secara keseluruhan estate bernilai sekitar £7,3 miliar atau sekitar Rp141 triliun (kurs Rp19.300).

Sebagai imbalan atas penyerahan aset tanah ini, raja menerima Civil List (pembayaran tahunan tetap) dan Grants-in-Aid yang mencakup biaya operasional mencakup perjalanan, komunikasi dan informasi, dan pemeliharaan istana kerajaan.

Menurut situs web keluarga kerajaan sebagaimana dikutip The VintageNews Rabu 26 Januari 2022, Civil List digunakan untuk gaji staf dan membayar acara resmi seperti pesta kebun dan hiburan resmi selama kunjungan kenegaraan.

Sedangkan Grants-in-Aid digunakan untuk menutupi biaya perjalanan resmi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan Inggris serta pemeliharaan tempat tinggal kerajaan.

The Sovereign Grant

Sejak 2011 Ratu telah menerima pembayaran yang dikenal sebagai Sovereign Grant sebagai ganti Crown Estate. Pembayaran ini berjumlah US$105 juta pada tahun 2019. Ini sekitar Rp1,5 triliun degan kurs Rp14.300.

Biasanya hibah adalah 15% dari pendapatan Crown Estate, tetapi pada tahun 2016 ditingkatkan menjadi 25% . Peningkatan dilakukan agar Istana Buckingham dapat direnovasi. Tarif akan kembali ke 15% pada tahun 2027 ketika diperkirakan bahwa pekerjaan akan selesai.

Jangan membayangkan biaya renovasi istana akan semurah kita membiayai genteng rumah kita yang bocor. Memperbaiki Istana Buckingham dan bangunan kuno lainnya membutuhkan biaya yang besar.

Selain untuk sementara meningkatkan Sovereign Grant guna membantu merenovasi Istana Buckingham, menjual tiket masuk untuk akses publik ke istana kerajaan juga membantu membayar biaya pemeliharaannya.

Pemerintah juga harus membiayai pesta yang digelar Istana. Pada tahun 2012 misalnya, Departemen Keuangan Inggris merogoh sakunya £ 1 juta atau sekitar Rp19 miliar lagi untuk membayar perayaan Queen's Diamond Jubilee.

Balmoral Castle/Photo by Tim Graham Photo Library

Kepemilikan Pribadi

Terpisah dari Crown Estate, Ratu Elizabeth juga memiliki beberapa barang atau aset milik pribadi. Yang paling terkenal adalah Sandringham dan Balmoral yang dia warisi dari ayahnya. Selain itu, dia memiliki koleksi perangko dan karya seni yang harganya pasti sangat tinggi.

Dia juga mengontrol Duchy of Lancaster (Kadipaten Lancaster). Pendapatan dari perkebunan ini secara historis dikenal sebagai "Dompet Privy" alias penghasilan pribadi. Secara keseluruhan, perkebunan ini memberi Ratu US$25 juta atau sekitar Rp360 miliar lagi. Sang Ratu akan menggunakan uang pribadi ini untuk membayar biaya yang dikeluarkan oleh anggota keluarga kerajaan lainnya.

Tetapi beberapa barang dalam kepemilikan Ratu sebenarnya bukan miliknya tetapi milik negara. Ini termasuk kediaman kerajaan, barang seni dan harta karun di koleksi kerajaan serta Permata Mahkota. Ratu menguasainya tetapi tidak memilikinya.

Pangeran Charles dan peternakan sapinyaPhoto by Tim Graham Photo Library

Pendapatan Pangeran Charles

Pangeran Charles menguasai The Duchy of Cornwall atau Kadipaten Cornwall. Seperti yang dijelaskan oleh situs web Royal kadipaten ini adalah salah satu perkebunan terbesar dan tertua di Inggris. Wilayah ini mencakup sekitar 54.521 hektare di 23 kabupaten dengan sebagian besar di Barat Daya Inggris. Kadipaten dibangun pada tahun 1337 oleh Edward III untuk putra dan pewarisnya, Pangeran Edward, dan fungsi utamanya adalah untuk memberikan dia dan Pangeran Wales penghasilan.

Termasuk properti pertanian, komersial, dan perumahan, Pangeran Charles menerima sekitar US$28 juta atau sekitar Rp403 miliar setahun dari Duchy of Cornwall. Dia biasanya memberikan sebagian kepada putranya Pangeran William dan Harry, dan sebagian kepada istrinya Duchess of Cornwall. Menurut The Wall Street Journal, Charles memberi anak-anaknya £5 juta atau sekitar Rp96 miliar pada tahun 2019.

Sebelum Harry memisahkan diri dari keluarga kerajaan untuk menjadi mandiri secara finansial, 95% dari pendapatannya berasal dari perkebunan ayahnya sedangkan 5% terakhir berasal dari Hibah.

Pangeran Charles tidak bisa menjual The Duchy of Cornwall karena dia hanyalah wali bukan pemiliknya. Kadipaten tersebut akan diteruskan ke Pangeran Wales berikutnya.

Selain mendapatkan uang dari Charles, William dan Harry juga memiliki perwalian atas nama mereka sendiri. Ibu Suri (nenek buyut mereka) meninggalkan warisan senilai sekitar US$18 juta sementara ibu mereka meninggalkan warisan US$12 juta.

Pangeran Harry saat di Angkatan Darat Inggris

Bangsawan Senior Tidak Bekerja di Luar Kecuali Militer

Aturan tentang tidak ada pekerjaan eksternal ini berlaku dari Ratu hingga Pangeran Charles dan Camilla, dan juga Pangeran William serta keluarganya. Semuanya harus menjalankan tugas kerajaan sepanjang waktu.

Namun sudah menjadi tradisi bahwa bangsawan senior bertugas di angkatan bersenjata. Pangeran Andrew bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan pada tahun 1979 dan berkarier di militer selama 22 tahun.

Pada Maret 1971, Pangeran Charles memulai pelatihannya sebagai pilot jet. Pada bulan September 1971dia pindah ke Angkatan Laut sebagai pilot helikopter pada tahun 1974 dan kemudian memimpin HMS Bronington pada Februari 1976 selama sembilan bulan.

Mengikuti gelarnya di Universitas St Andrew Pangeran William menjadi pilot pencarian dan penyelamatan dan kemudian menjadi pilot ambulans di Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Itu memberinya gaji tahunan sebesar US$70.000 atau sekitar Rp1 miliar setahun sampai dia memutuskan mundur untuk menjalankan tugas kerajaan penuh waktu pada tahun 2017.

Sedangkan Pangeran Harry adalah seorang perwira di Angkatan Darat Inggris dan pernah turun di Afghanistan. Dia menerima sekitar US$50.000 atau sekitar Rp720 juta per tahun.

Ratu Inggris kerap menggunakan sebagian dari uang pribadinya untuk menghidupi anak-anaknya yang lain yang mungkin tidak mendapat jatah Sovereign Grant. Mereka seperti Putri Kerajaan, Duke of York, dan Earl dan Countess of Wessex.

Sebelum itu bangsawan semacam itu mungkin memiliki anuitas yang dibayarkan melalui Parlemen, tetapi ini dihapuskan oleh Sovereign Grant Act 2011. Kecuali untuk Duke of Edinburgh yang terus menerimanya.

Putri Eugenie dan Putri /UK Press

Bangsawan kurang senior harus bekerja

Jika mereka yang berada di puncak keluarga dapat mengandalkan hibah, mereka yang berada di luar garis suksesi perlu mencari pekerjaan yang menguntungkan.

Meskipun menjadi putri dengan hak mereka sendiri karena menjadi putri Pangeran Andrew, Putri Beatrice dan Eugenie memiliki pekerjaan. Setelah memperoleh gelar BA dalam Sejarah, Beatrice melanjutkan bekerja di bidang pembiayaan dan konsultasi. Dia juga pelindung berbagai organisasi nirlaba. Sementara Eugenie bekerja penuh waktu di dunia seni. Namun, kedua wanita itu juga menerima sejumlah uang dari ayah mereka.

Peter Phillips adalah putra Putri Anne dan Zara Phillips adalah putrinya. Namun, karena Putri Anne tidak memiliki gelar turun-temurun, anak-anaknya juga tidak memiliki gelar. Menurut BBC, Putri Anne menolak tawaran dari Ratu gelar yang akan memungkinkan anak-anak mereka dilahirkan dalam gelar bangsawan.

Setelah kuliah di University of Exeter, Peter bekerja di Jaguar Racing dan saat ini menjadi direktur pelaksana untuk SEL UK. Sedangkan Zara Phillips yang sekarang dikenal sebagai Zara Tindall dan telah menempa karir di bidang berkuda. Dia berkompetisi di Olimpiade London 2012 dan memenangkan medali perak.

Apakah Ratu membayar pajak?

Menurut situs web Kerajaan pada tahun 1992, Ratu mengajukan diri untuk membayar pajak penghasilan dan pajak capital gain. Dan sejak tahun 1993 penghasilan pribadinya telah dikenakan pajak seperti halnya pembayar pajak lainnya. Ratu selalu dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dan membayar tarif lokal secara sukarela.

Meskipun Kadipatennya bebas pajak, Pangeran Charles jua secara sukarela membayar pajak penghasilan di atasnya dengan tarif tertinggi.

Ratu Elizabeth sendiri bukan orang terkaya di Inggris. Pada 2016, Sunday Times memperkirakan kekayaan bersih Ratu sekitar US$442,92 juta. Ini adalah jumlah yang cukup sedikit jika kita membayangkan dia adalah seorang ratu. Sang Ratu bahkan keluar dari daftar 300 warga Inggris terkaya untuk pertama kalinya pada 2021 lalu. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 28 Jan 2022

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS