Inflasi Kota Semarang Terendah di Jawa Tengah
Semarang, Jatengaja.com – Inflasi Kota Semarang yang tercatat 4,99% year on year, menjadikan Kota ATLAS meraih tingkat inflasi terendah di Jawa Tengah per Desember 2022. Angka tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan laju inflasi Jawa Tengah (5,63%) dan Nasional (5,51%).
Data tersebut mengacu berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
“Alhamdulillah Kota Semarang inflasinya 4,99% masuk kuadran 3 yaitu frekuensi jarang karena kurang dari tiga kali serta kurang dari 5% sehingga kota Semarang masuk top 10 pengendalian inflasi nasional berdasarkan Rakor inflasi bersama Kemendagri,” tutur Pelaksana tugas Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam siaran persnya, Senin (9/1).
- Menag Sebut Tak Ada Pembatasan Usia Jemaah Haji 2023
- Warga Miskin di Brebes Turun 1,38%, Tapi di Lima Kecamatan Masih Tinggi
- Gubernur Ganjar Minta Para Kades Patroli Cek Kondisi Tanggul
Menurut Ita, sapaan akrabnya, inflasi yang terjadi di Kota Semarang utamanya didorong komoditas pangan berupa beras, telur ayam ras, minyak goreng, daging, dan ayam ras serta emas perhiasan. Adapun komoditas seperti angkutan udara, sabun mandi cair, serta buah dan sayur seperti bayam, kacang panjang dan jeruk mendorong terjadinya deflasi.
“Meski terkendali, namun capaian tersebut belum sesuai sasaran inflasi nasional yang ditargetkan pada angka 3%. Adapun sasaran ini ditetapkan tiga tahun sekali berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Sasaran Inflasi tahun 2022, 2023, dan 2024,” kata Ita.
Sekadar informasi, Ita beserta jajarannya telah menerapkan berbagai program untuk menekan laju inflasi di Kota Semarang. Program-program yang sukses dilaksanakan tersebut di antaranya adalah menggelar operasi pasar di wilayah dengan tingkat ekonomi terendah.
- Tetap Waspada, Jateng Masih Berpotensi Cuaca Buruk
- Kenaikan Harga Beras dan Migor Picu Jateng Inflasi 0,47% pada Desember 2022
- Larangan Penjualan Rokok Batangan, Pemilik Warung Kompak Menolak
Kemudian, penyediaan akses bahan pangan murah salah satunya melalui program “Pak Rahman”, hingga mendorong masyarakat melakukan urban farming atau penanaman bahan pangan seperti buah dan sayur di pekarangan rumah maupun sekolah.
Ita mengapresiasi kerja keras berbagai pihak yang berkontribusi menekan laju inflasi. Ke depannya, Ita optimistis akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
“Kestabilan harga ini akan terus kita pantau dan kita jaga dibantu dengan adanya Satgas Ketahanan Pangan oleh Pemerintah Kota Semarang dan Satgas Pangan dari Tim Kepolisian,” tuturnya. (-)