Indonesia Beli 6 Pesawat Tempur Rafale Buatan Prancis, Ini Keunggulannya

SetyoNt - Kamis, 10 Februari 2022 21:14 WIB
null

Jakarta, Jatengaja.com - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia secara resmi melakukan penandatanganan kontrak kerja sama pembelian 6 unit pesawat tempur Dassault Rafale buatan Prancis.

Penandatangan kontrak pembelian 6 pesawat tempur itu dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (10/2).

Menurut Prabowo sudah berencana untuk membeli alutsista yang cukup signifikan guna 'multirole combat aircraft' dengan mengakuisisi 42 pesawat Rafale buatan Prancis.

"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk 6 pesawat tempur Rafale," kata Prabowo.

Prabowo menambahkan, dalam waktu dekat, akan disusul lagi kontrak pembelian untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan.

Selain itu, kerja sama antara Dassault dan PT DI untuk maintenance, repair, dan overhaul pesawat-pesawat Prancis di Indonesia, seperti Rafale, helikopter Caracal, dan lainnya, termasuk MoU kerja sama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group serta kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.

"Kerja sama PT Pindad untuk 'manufacturing' amunisi guna keperluan persenjataan darat dan amunisi kaliber besar," kata Prabowo.

Kabar tentang kesepakatan pembelian enam Rafale telah dilaporkan oleh surat kabar Prancis La Tribune sehari sebelummya. La tribun dalam laporannya menyebutkan pembelian enam unit memang terhitung kecil, tetapi ini menjadi langkah penting bagi Prancis. “Pesanan pertama ini memang sederhana, tetapi penting bagi produsen pesawat,” tulis La Ttribune.

Indonesia sebelumnya pernah membeli jet tempur Rafale. Indonesia juga menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menerbangkan jet tempur tersebut.

Dassault rafale memang menjadi salah satu pesawat yang diincar indonesia setelah gagal mendapatkan 11 jet tempur Su-35 Rusia.

Pesawat sayap delta bermesin ganda tersebut akhir-akhir ini menarik banyak minat dari berbagai negara. Rafale pertama kali diakuisisi oleh angkatan laut Prancis pada 2004 dan kemudian oleh Angkatan Udara Prancis pada tahun 2006.

Tahun 2015 Rafale mulai diekspor ke beberapa negara. Mesir mengakuisisi 24 Rafale pertamanya pada 2015 seharga US$5,9 miliar. Pada Mei 2021 Kairo memesan tambahan 30 Rafale lagi sehingga jumlah total Rafale angkatan udara mesir menjadi 54 unit.

Qatar pada 2015 juga mengumumkan pembelian 24 jet senilai US$6 miliar. Kemudian Doha membeli tambahan 12 Rafale lainnya pada 2018 sehingga jumlah total menjadi 36 unit.

India di tahun 2016 menjadi negara pembeli Rafale berikutnya. New Delhi membeli 36 Rafale dengan kontraknya ditandatangani di tahun 2016 dan seluruh pesawat akan diterima India di tahun 2022 ini.

Selanjutnya pada januari 2021 Yunani menjadi pembeli Eropa pertama Rafale. Athena membeli 18 jet rafale senilai US$2,8 miliar. Dari 18 unit yang dibeli 12 di antaranya merupakan pesawat bekas pakai Angkatan Udara Prancis dan sisanya baru.

Setelah Yunani, Kroasia juga memutuskan untuk membeli 12 jet tempur tersebut pada November 2021 dengan harga sekitar satu miliar euro. Dan pada Desember 2021 Uni Emirat Arab menggebrak dengan menandatangani kontrak pembelian 80 jet tempru Rafale F4. Ini adalah varian terbaru dari rafale yang akan dikembangkan sebagai pesawat tempur generasi 4,5.

Dijuluki Omnirole

Dengan bobot sekitar 9,5 ton pesawat ini didukung dua mesin Snecma 2 M88. Pesawat menggunakan canards untuk meningkatkan manuver yang sangat penting untuk pertempuran udara terutama jarak dekat atau dogfights. Ini adalah salah satu jet tempur paling canggih dan telah terbukti di medan tempur.

Kemampuan Rafale teruji ketika perang di Libya 2011 lalu. Pejabat-pejabat militer Perancis pun beberapa kali mengumumkan keberhasilan pesawat tempur andalan mereka, Dassault Rafale, menghancurkan berbagai sasaran.

Saking bangganya, Prancis menjuluki pesawat ini dengan”omnirole” yang artinya kurang lebih maha bisa. Sementara Rafale sendiri adalah bahasa Prancis yang berarti amukan topan badai

Bahkan pesawat itu diklaim mampu menghancurkan pusat komando pasukan Moammar Khadafy di pedalaman Libya, sekitar 10 kilometer sebelah selatan ibu kota Tripoli. Pesawat ini juga terlibat di sejumlah pertempuran termasuk perang melawan ISIS di Irak dan Suriah dan operasi militer Perancis di Afrika Selatan. Belum ada satupun pesawat yang jatuh dalam misi tempur.

Pesawat generasi ke-4++ dirancang menjadi tulang punggung keunggulan udara angkatan bersenjata Perancis hingga 2030 ini dibekali dengan sederet kemampuan canggih sehingga mampu melaksanakan berbagai misi sekaligus.

Rafale dibuat memenuhi tuntutan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Perancis, yang menginginkan sebuah pesawat yang bisa menjalankan fungsi tujuh pesawat berbeda.

Pesawat itu dituntut harus bisa menjalankan berbagai misi, mulai dari keunggulan udara, pengintaian, dukungan udara bagi serangan darat, serangan presisi udara ke permukaan (sasaran di tanah maupun di laut), hingga mampu menjalankan serangan nuklir.

Perpaduan badan yang 70 persennya terbuat dari material komposit yang ringan dan dorongan dua mesin turbofan M88-2 membuat Rafale memiliki kemampuan supercruise, yakni mampu melesat hingga kecepatan supersonik (1,87 Mach) tanpa afterburner.

Dari segi avionik, Dassault mengklaim Rafale sebagai satu-satunya pesawat buatan Eropa yang menggunakan perangkat radar pemindai elektronik aktif (AESA), yang mampu melacak banyak sasaran dan ancaman di sekitar pesawat secara simultan dalam kondisi segala cuaca dan tahan gangguan pengacak radar musuh.

Pesawat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik SPECTRA, yang mampu mendeteksi berbagai jenis musuh dari jarak jauh sehingga memungkinkan pilot memilih metode pertahanan paling efektif. Sistem ini dijalankan berdasarkan basis data musuh, yang bisa ditentukan sendiri dan diperbarui sewaktu-waktu.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 10 Feb 2022

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS