Gegara Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan Kota Semarang 2022 Naik Jadi 4,5%
Semarang, Jatengaja.com - Angka kemiskinan di Kota Semarang pada 2022 tercatat sebesar 4,5%, mengalami peningkatan dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19 yakni pada tahun 2019 angka kemiskinan di Kota Semarang tercatat sebesar 3,9%.
Hal ini disampaikan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Tahun 2022 pada rapat paripurna DPRD Kota Semarang, Kamis (30/3/2023).
- Aplikiasi SIRINDU Inovasi RSWN Pemkot Semarang Raih Penghargaan Top 5 Pelayanan Publik
- PGN Gandeng UNNES Wujudkan Ketahanan Pangan Di Tambakrejo Kota Semarang
- Bangun Rantai Mineral dan Baterai Kendaraan Listrik, Merdeka Battery (MBMA) Perkuat Modal Lewat IPO
- Pembangunan Proyek Masjid Sriwedari Solo Molor dan Nunggak Utang Rp86,4 Miliar
- Gelar Operasi Yustisi Awal Ramadhan, Satpol PP Kota Semarang Tangkap 13 PGOT
Meningkatnya kemiskinan, menurut Wali Kota Semarang antara lain, karena selama pandemi Covid-19 karena ada masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), serta usaha menurun sehingga pendapatan berkurang, dan lainnya.
“Angka kemiskinan ini pada 2023 perlu diturunkan lagi dengan membaiknya kondisi ekonomi,” katanya dilansir dari semarangkota. go.id.
Lebih lanjut Mbak Ita panggilan Wali Kota Semarang menjelaskan, masih perlu ada perbaikan pada indeks gini di Kota Semarang, sebab masih terjadi ketimpangan antara masyarakat berpendapatan tinggi dan masyarakat berpendapatan rendah.
Ada beberapa kelurahan yang pendapatannya masih rendah atau tergolong miskin. Sehingga, ini menjadi prioritas Pemerintah Kota Semarang dalam penurunan angka kemiskinan.
"Saat ini maih ada tiga kelurahan yang masuk dalam kategori miskin yaitu Bandarharjo, Tanjungmas, dan Jomblang,” jelasnya.
Selain angka kemiskinan, lanjut Mbak Ita juga melaporkan tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang yang relatif masih tinggi.
Angka pengangguran terbuka di Kota Lunpia tercatat berada di angka 7%, di atas provinsi yang 5% maupun nasional yang 6%. "Kita harus bisa menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka,” tandas Mbak Ita.
Meski demikian, imbuh Mbak Ita ada beberapa pencapaian positif yang diraih Kota Semarang pada 2022 antara lain laju pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia (IPM), angka stunting, inflasi, pembangunan infraatruktur, ketahanan pangan, dan penanganan Covid-19.
Sementara, Ketua Panitia Khusus LKPj 2022 DPRD Kota Semarang, Rukiyanto mengatakan, akan segera merapatkan dan mengevaluasi laporan Wali Kota Semarang yang tercantum dalam LKPJ.
"Kami akan segera bahas. Paparan materi dan lain-lain baru dilakukan hari Senin mendatang,” ujarnya. (-)