Dua BUMN Jalin Kerja Sama Perusahaan Arab Saudi Akan Bangun Pabrik Hidrogen Terbesar di Indonesia
Jakarta, Jatengaja.com - Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni , PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Arab Saudi, ACWA Power akan mengembangkan proyek Integrated Green Hydrogen Project dan Green Ammonia .
Kerja sama ini tercapai dalam bussines matching ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) pada 6 September 2023. Proyek tersebut nantinya akan menghasilkan green hydrogen dan green ammonia sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyebutkan kerja sama dengan ACWA Power dari Arab Saudi tersebut merupakan bukti nyata kedua negara dan perusahaan untuk mencapai target bersama tentang dekarbonisasi.
- Belasan Orang Tidak Dikenal Pukuli Petugas dan Rusak Fasilitas SPBU di Sleman, Ini Tanggapan Pertamina
- Dirut Agung Podomoro Bacelius Ruru Raih Best CEO di TrenAsia ESG Award 2023
- Awali Tugas Jadi PJ Gubernur Jateng, Nana Kumpulkan 35 Bupati dan Wali Kota
- Festival Bendungan Blancir Angkat Potensi Pariwisata Alternatif di Kota Semarang
- Bank Indonesia Catat Inflasi Agustus 2023 Jateng Turun Jadi 0,03%, Ini Pemicunya
"Pabrik hidrogen ini juga akan mengembangkan hilirisasi energi berupa green ammonia dan green hydrogen yang bisa diserap oleh industri pupuk," ujar Darmawan pada keterangan resmi di situs resmi PLN dilansir dari Trenasia.com jaringan Jatengaja.com.
Lewat hilirisasi hidrogen, tak hanya menghasilkan listrik, namun proyek ini sekaligus menjawab kebutuhan green ammonia dan green hydrogen yang bermanfaat sebagai energi alternatif.l
"Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan,” sebut Darmawan.
Executive Vice President Pengembangan Bisnis Korporat dan Investasi PLN, Sapto Aji Nugroho mengungkapkan proyek tersebut akan menjadi pabrik hidrogen pertama di Indonesia yang akan meningkatkan efisiensi sektor kelistrikan dan pangan.
Pabrik diproyeksikan akan mampu menghasilkan 30.000 ton green hydrogen, 120.000 ton green ammonia, dan menambah kapasitas listrik dari energi bersih sebesar 200 MW.
“Kerja sama ini sudah memasuki tahapan Joint Development Study Agreement (JDSA) serta menjadi pilot project terbesar di Indonesia,” ujar Sapto.
Proyek ini merupakan kerja sama energi transisi yang solid dan akan ditampilkan pada COP 28 di Dubai pada Desember mendatang. Targetnya, financial close akan dilakukan tahun depan, dan konstruksi akan dimulai pada tahun 2025. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 08 Sep 2023