Di Tengah Pandemi Covid-19, SBI Catat Laba Bersih Rp721 Miliar

SetyoNt - Rabu, 23 Februari 2022 18:17 WIB
Di Tengah Pandemi Covid-19, SBI Catat Laba Bersih Rp721 Miliar (foto/Istimewa)

Jakarta, Jatengaja.com - Di tengah pandemi Covid-19, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk mampu mencatatkan kinerja Tahun 2021 terjadi peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp721 miliar.

Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menyatakan, meski belum bisa dibilang pulih jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, konsumsi semen domestik mengalami kenaikan sebesar 4,3% menjadi 65,2 juta ton dibandingkan tahun 2020 sebesar 62,5 juta ton.

“Pasar ekspor semen juga tercatat naik 23,2% menjadi 11,4 juta ton dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 9,3 juta ton,” katanya dalam rilis Rabu (23/2).

Selain kondisi market overcapacity dan pandemi Covid-19 yang masih berlanjut, lanjut Lilik industri semen juga mengalami tantangan kenaikan harga batu bara di tahun 2021 akibat krisis energi global.

Kenaikan harga batu bara ini berdampak pada biaya energi yang berkontribusi sekitar 30% pada biaya produksi.

“Meski dibayangi berbagai tantangan berat di tahun 2021, sinergi bersama SIG berhasil membantu SBI mempertahankan kinerja positif dengan mencapai total volume penjualan semen dan terak sebesar 13,4 juta ton atau naik sebesar 12,4% jika dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Membaiknya volume penjualan, sambung Lilik, juga dialami bisnis beton jadi sebesar 25,4% menjadi 1,1 juta m3, dan agregat sebesar 48,7% menjadi 913 ribu ton.

“Sinergitas dan berbagai upaya efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan, membantu SBI menjaga EBITDA tetap positif dan mencatat peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp721 miliar,” ujarnya.

Proyeksi Bisnis 2022

Menanggapi kinerja tahun 2021, Lilik mengatakan bahwa pandemi Covid-19 seharusnya sudah dapat lebih diatasi. Pandemi dan krisis energi merupakan sinyal kuat urgensi atas kebutuhan solusi-solusi berkelanjutan.

Karena itu, SBI pada 2022 akan fokus pada inisiatif-inisiatif berorientasi pembangunan berkelanjutan yang menjadi daya saing. Mulai dari aplikasi digitalisasi untuk operasional yang efisien.

“Serta pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif untuk meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara dan menurunkan emisi karbon, hingga penciptaan solusi-solusi konstruksi berkelanjutan sesuai kebutuhan pembangunan saat ini dan masa depan,” ujarnya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS