Kendal, Jatengaja.com - Berkat adanya jaringan irigasi, hasil panen padi petani di Desa Donosari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal mengalami peningkatan mencapai 2 ton.

Hasil panen padi petani Desa Donosari Kabupaten Kendal saat ini bisa mencapai sebanyak 7,2 ton padi per hektare, dari sebelum adanya jaringan irigasi yang hanya 5,1 ton per hektare.

Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Donosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Mugiyo peningkatan hasil panen padai setelah mendapat bantuan pembangunan jaringan irigasi dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.

• Polda Jateng Akan Amankan Tahapan-Tahapan Pemilu 2024
• Stok Migor Minyakita di Sejumlah Pasar Tradisional Semarang Langka
• Keberhasilan BRI Lakukan Efisiensi dan Raup Laba Rp51,4 Triliun Diapresiasi Menteri BUMN
• Pabrik SBI Narogong Jadi Tujuan Studi Banding Praktik Pertambangan Berkelanjutan
• PESTA RETAIL NASIONAL 2023: #JADILEBIHBAIK BERSAMA SRC, UPAYA SRC DUKUNG UMKM NAIK KELAS MELALUI DIGITALISASI DAN KOLABORASI

Bantuan Gubernur Jateng dari anggaran tahun 2022 itu terdiri dari dua titik yakni Jaringan Irigasi desa (JIDes) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dengan total dana senilai Rp400 juta.

“Setelah dapat bantuan jaringan irigasi dari Pak Ganjar air menjadi lancar. Khusunya untuk 55 hektare sawah dengan sekitar 400 penggarap,” kata Mugiyo dilansir dari jatenprov.go.id, Jumat (10/2/2023).

Jaringan irigasi yang dibangun sepanjang 270 meter itu mampu mengairi seluas 55 hektare sawah. Kemudahan mendapatkan air mampu mengurangi beban petani dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil panen.

Diceritakannya, dulu saat jaringan irigasi masih belum ada taludnya, aliran air tidak lancar. Selain berpotensi gagal panen, juga mengakibatkan konflik antarpetani karena berebut air.

Sehingga untuk mendapatkan air irigasi, petani di desanya menggunakan mesin pompa air. Satu hektare sawah membutuhkan biaya kurang lebih Rp1,2 juta untuk beli solar selama masa tanam.

“Sebelumnya petani rebutan air karena irigasinya masih tanah dan airnya lambat. Tapi sekarang kalau bahasa Jawa airnya turah-turah (melimpah-ruah). Kalau dulu iuran satu hektare Rp1,2 juta, kalau sekarang hanya Rp600 ribu, jadi mengurangi 50 persen biaya,” paparnya.

Mintarjo, petani Desa Donosari menyampaikan, adanya bantuan jaringan irigasi tersebut membuat hasil panen meningkat. Dari 5,1 ton per hektare, kini menjadi 7,2 ton padi per hektare.

“Alhamdulillah kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan irigasi dari Pak Ganjar. Hasil panennya lebih meningkat, lebih memuaskan, hasil padi kami lebih berkualitas. Saya menggarap satu hektare, hasilnya sekarang 7,2 ton, dan kualitasnya sangat bagus,” tuturnya.

Selain itu, lahan pertanian di desanya saat ini mampu menjalani tiga kali masa tanam. Yakni, dua kali masa tanam padi dan satu kali palawija.

“Debit airnya juga bisa diatur. Kalau waktu mau panen airnya bisa dikurangi agar tidak merusak tanaman padi, sekaligus mengurangi kualitas,” imbuhnya. (-)