Bagaimana BPR Beradaptasi dengan Perubahan?

Jakarta, Jatengaja.com - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyampaikan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap positif dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan untuk memperkuat industri ini.
Menurut Dian, industri BPR dan BPR Syariah (BPR/S) per November 2024 mencatat pertumbuhan positif, terutama pada aspek aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Fungsi intermediasi dan likuiditas BPR juga terjaga dengan baik, sementara rasio permodalan masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan regulator.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi menghadapi tantangan, BPR tetap mampu menjaga stabilitas dan pertumbuhan bisnisnya. Industri BPR sendiri terus mengalami perkembangan di tengah tantangan ekonomi yang cukup dinamis.
- Karyawan Telkom Teken Pakta Integritas Ciptakan Lingkungan Kerja Transparan
- Jelang Libur Isra Miraj dan Imlek, Pertamina Pastikan Pasokan di Jateng dan DIY Aman
- Program Samsat Budiman dan Samsat Corporate, Pemprov Jateng Tahun 2024 Dulang Pendapatan PKB Senilai Rp19,363 Miliar
Peluang IPO bagi BPR
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, BPR kini memiliki peluang lebih luas untuk memperoleh akses permodalan melalui penawaran umum efek atau Initial Public Offering (IPO).
Regulasi ini memungkinkan BPR dan BPR Syariah untuk memperkuat aspek kelembagaan serta meningkatkan daya saing di pasar keuangan.
OJK sendiri telah mengatur ketentuan mengenai syarat BPR yang bisa melantai di bursa melalui Peraturan OJK (POJK) Nomor 7 Tahun 2024. Namun, hingga saat ini, belum ada BPR yang masuk dalam pipeline untuk IPO.
Dian menyebutkan bahwa tantangan utama dalam proses IPO bagi BPR adalah kesiapan dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan, termasuk aspek tata kelola, transparansi keuangan, dan daya saing yang harus lebih diperkuat.
Akselerasi Digitalisasi di BPR
Digitalisasi menjadi salah satu faktor kunci dalam transformasi BPR. OJK telah menyusun Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR dan BPR Syariah (RP2B) 2024–2027 yang menitikberatkan pada akselerasi digitalisasi.
“Implementasi digital di BPR sejalan dengan roadmap yang kami susun. Salah satu pilarnya adalah optimalisasi teknologi informasi untuk mendukung operasional yang lebih efisien dan berintegritas,” jelas Dian melalui jawaban tertulis, dikutip Kamis, 30 Januari 2025.
Digitalisasi ini mencakup dua aspek utama, yaitu pemanfaatan teknologi secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak lain guna meningkatkan daya saing BPR. Langkah ini diharapkan dapat memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas bagi masyarakat, memungkinkan nasabah mengakses layanan perbankan kapan saja dan di mana saja.
Konsolidasi BPR Menuju Struktur yang Lebih Kuat
OJK juga terus mendorong konsolidasi di sektor BPR agar lebih kuat dan kompetitif. Melalui POJK Nomor 7 Tahun 2024, BPR dan BPR Syariah yang berada dalam kepemilikan pemegang saham pengendali (PSP) yang sama didorong untuk melakukan penggabungan atau peleburan.
“Langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur, ketahanan, dan daya saing industri BPR secara keseluruhan,” kata Dian.
Proses merger ini sejalan dengan kebijakan penguatan permodalan yang diharapkan mampu menciptakan BPR yang lebih besar dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat memberikan layanan perbankan yang lebih luas kepada masyarakat.
- JSIT Jawa Tengah Gelar Rakorwil
- Ditunjuk Jadi Presiden Sementara Suriah, Al-Sharaa Membuat Repot Pemerintah Rusia
- Nihil Laporan Kematian Hewan Ternak Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Jateng Melandai
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi, industri BPR tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Peluang IPO bagi BPR kini terbuka lebih lebar, meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan.
Digitalisasi menjadi kunci dalam transformasi industri ini, sementara konsolidasi terus didorong untuk memperkuat struktur perbankan. Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan BPR dapat terus berkontribusi dalam memperkuat inklusi keuangan di Indonesia. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 31 Jan 2025