Antisipasi Banjir, Wali Kota Semarang Perintahkan Keruk Sungai

Sulistya - Senin, 20 Desember 2021 10:25 WIB
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi

Semarang, Jatengaja.com - Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Jawa Tengah secara umum telah memasuki musim hujan sejak bulan Oktober 2021 dengan intensitas yang cukup tinggi.

Pada bulan Desember 2021, curah hujan di Jawa Tengah diperkirakan akan meningkat hingga 40 persen. Peningkatan curah hujan karena Jawa Tengah termasuk dalam wilayah di Indonesia yang terdampak fenomena La Nina.

Mengantisipasi bencan banjir, Pemerintah Kota Semarang terus melakukan berbagai upaya. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menginstruksikan kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pembersihan dan pengerukan sampah di saluran air atau drainase.

Dikatakan, pengerukan menggunakan alat berat juga dilakukan di Kali Sambiroto, saluran Taman Hasanudin, depan Rumah Sakit Wongsonegoro, saluran Jalan Gajah, hingga Kali Seruni Tlogosari, dan juga pengerukan di Embung Muktiharjo Kidul.

Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang menuturkan, selain pembersihan saluran dan pengerukan sampah, piahknya saat ini memiliki beberapa embung pengendali banjir. Salah satunya embung Muktiharjo Kidul, yang sedang dikeruk sedimennnya dibantu oleh balai besar.

"Embung Muktiharjo ini memiliki area seluas sekitar 4 hektare di mana tampungan yang dimiliki adalah 178.000 meter kubik. Harapannya daerah sekitar kolam retensi genangannya bisa ditampung di Embung Muktiharjo Kidul, selanjutnya masuk ke Kali Tenggang,” tutur Hendi dalam siaran persnya dikutip Senin (20/12/2021).

Rumah Pompa

Adapun terkait optimalisasi fungsi rumah pompa, Hendi menekankan jika persoalan utama yang dihadapi adalah sampah. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat selalu menjaga kebersihan Kota Semarang, dengan memastikan sampah dibuang pada tempat yang semestinya.

"Sebetulnya ancaman dari sistem pompa kita adalah sampah. Karenanya, kita akan terus berkoordinasi dengan warga sekitar untuk melakukan pembersihan sampah yang menyumbat saluran air. Saya berharap ke depannya semoga masyarakat jadi lebih peduli dan tidak membuang sampah ke sungai. Contohnya sekarang, begitu banyaknya sampah, ketika hujan deras, pompa jadi tersumbat,” tutur Hendi.

Pemerintah Kota Semarang memiliki 52 rumah pompa dengan 119 unit pompa yang terbagi ke dalam empat wilayah. Untuk rumah pompa Muktiharjo Kidul, memiliki dua unit pompa dengan kapasitas masing-masing 1.500 liter per detik sehingga total kapasitas 3.000 liter per detik.

ASaat banjir melanda Kota Semarang, keberadaan rumah pompa menjadi sorotan. Mesin penyedot air di rumah pompa ini bekerja 24 jam tanpa henti. Dan keberadaan rumah pompa terus dipantau, sehingga jika musim hujan datang, sistem pengendalian banjir melalui rumah pompa dapat berfungsi dengan lancar. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS