Tim Diklat JSIT Jawa Tengah Gelar FGD dan Workshop

Minggu, 22 September 2024 21:14 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

22 solo.jpg
Tim Pendidikan dan Latihan (Diklat) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Workshop.

Solo, Jatengaja.com - Tim Pendidikan dan Latihan (Diklat) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Workshop pembelajaran Paradigma Baru dan Diferensiasi Implementasi Kurikulum SIT Pendekatan Pembelajaran Terpadu ADLX Introflek.

Acara diadakan di Nur Hidayah Convention Centre (NHCC) Jl Semangka No 58 Kerten, Laweyan, Surakarta, , Sabtu (21/09/2024).

Menghadirkan narasumber Dr Ratna Juwita, dosen UNS/BBGP Jawa Tengah, Budi Lenggono SPd MPsi, Ketua Tim Diklat JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, dan Husni Malik SP SPd, Pengajar Praktik dan Fasilitator Program Guru Penggerak Kemendikbud.

Acara diikuti 78 peserta dari berbagai SIT (Sekolah Islam Terpadu) di Jawa Tengah. Dalam paparan materinya, Dr Ratna Juwita menyampaikan, guru maupun orang tua harus mengubah mindset, cara berpikir tentang pendidikan dan pengajaran masa kini, paradigma baru.

"Setiap peserta didik memiliki keunikan belajar yang berbeda-beda. Baik karakternya, gaya belajarnya, kesiapan belajarnya, dan sebagainya. Oleh karenanya, guru berupaya memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, dengan pembelajaran berdiferensiasi," katanya.

Dia menjelaskan, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi mulailah dari yang sederhana. Misalnya jika sebelumnya hanya membawa 1 sumber belajar, maka hari ini membawa lebih dari satu sumber belajar. 

"Lanjut terus berproses hingga sampai penilaian as learning, of learning, for learning, hingga penyusunan rapor pendidikan kurikulum merdeka" katanya.

Sesi selanjutnya, peserta mendapatkan penguatan melalui Focus Group Discussion tentang pembelajaran Terpadu ADLX Introfleks yang dipandu oleh Budi Lenggono MPsi.

"Pembelajaran melalui tahapan Telaah, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Aplikasikan, Duniawi, dan Ukhrowi ini mendorong peserta didik mencapai ADLX (Active-Deep, Learner-eXperience). Guru dalam proses memfasiltasi pembelajaran melakukan  Introfleks: individualisasi, interaksi, observasi, dan refleksi. Pembelajaran tersebut menjadi kekhasan Sekolah Islam Terpadu di bawah koordinasi JSIT Indonesia," kata Budi Lenggono.

Kegiatan diakhiri dengan pemaparan best practice dan workshop yang dipandu oleh Husni Malik. (-)