Summit Kota Sehat 2022 di Kota Semarang, Urgensi Perbaikan Sistem Kesehatan

Senin, 28 Maret 2022 21:19 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

28 mar summit.jpg
Acara Summit Kota Sehat 2022 di Patra Hotel Semarang, Senin (28/3/2022). (dok/Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong kegiatan Summit Kota Sehat 2022 menciptakan sistem baru terkait kesehatan. 

Di hadapan wali kota dan bupati se Indonesia, gubernur dalam sambutannya berharap kesadaran masyarakat pada kesehatan semakin tumbuh. Perhatian terhadap ibu hamil meningkat, sampai perbaikan tata kelola sektor kesehatan di level Kabupaten/kota.

“Jadi membangun kesadaran bersama, mereka mencoba untuk merespon persoalan kesehatan secara nasional melalui aksi para bupati wali kota dan antusiasmenya ternyata luar biasa,” kata gubernur di acara Summit Kota Sehat 2022 di Patra Hotel Semarang, Senin (28/3).

Acara melibatkan perwakilan kementerian/lembaga, 34 provinsi, dan 514 kabupaten/kota, baik dari pemerintahan maupun Forum Provinsi/Kabupaten/Kota Sehat se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Ganjar sempat menyinggung kenaikan angka kematian ibu saat pandemi. Ganjar mengatakan, ibu hamil yang meninggal terjangkit virus corona dengan varian Delta.

Wakil Presiden, Ma’ruf Amin yang hadir secara virtual, menyampaikan selama masa pandemi sistem kesehatan diuji dengan beratnya beban penanganan pasien Covid-19.

“Namun di sisi lain kita mendapatkan pelajaran tentang bagaimana sistem layanan kesehatan yang kuat dan responsif harus dibangun, serta bagaimana berlaku hidup bersih sehat harus dibiasakan,” kata Wapres.

Maka komitmen dan peranan dari pemerintah daerah, kata Ma’ruf, menjadi makin strategis. Visi besar kota sehat, lanjut Wapres, perlu dukungan multi sektor.

“Saya berharap ada satu gerakan bersama dapat dicapai di tingkat kabupaten kota secara mandiri dan berkesinambungan,” katanya.

Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya yang juga Wali Kota Bogor berharap dengan terlaksananya acara ini juga jadi tanda bahwa keadaan pandemi sudah mulai normal. 

“Ini saatnya kita berkolaborasi untuk adaptasi. banyak ilmu baru dan hal baru. Bicara kesehatan bukan cuma alkes, tapi pengalaman dan memperhatikan data terakhir. Kita berharap omicron yang terakhir, kita berharap yang terbaik tapi menyiapkan yang terburuk. Semuanya harus responsif kepada itu,” katanya. (-)