Selasa, 22 Maret 2022 12:57 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Klaten, Jatengaja.com – Apakah anda pernah melihat atau bahkan mengalami bepergian menaiki gerobak sapi seperti di film-film silat Indonesia? Jika belum, segeralah meluncur ke Desa Bengking, di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Yap, di desa tersebut, pengunjung bisa menikmati suasana desa menaiki armada transportasi tradisional, yakni gerobak sapi. Dan uniknya lagi, di tengah perjalanan anda bisa mencicipi jeruk yang merupakan salah satu budi daya warga.
Desa Bengking memang menjadi desa pertama di Kabupaten Klaten, yang merancang pembangunan wilayah dengan konsep agro eduwisata. Konsep pembangunan itu memadukan potensi pertanian dan pariwisata, didukung sektor ekonomi kreatif melalui para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
Ketua Kelompok Tani Sarana Makmur Desa Bengking, Muhammad Wiji Supriyono dalam siaran persnya menjelaskan, pihaknya menerapkan konsep Agro Eduwisata. Dengan konsep itu, pengunjung bisa belajar pertanian sambil menikmati suasana desa naik armada transportasi tradisional, yakni gerobak sapi.
“Dulu Desa Bengking dan sekitar banyak budi daya jeruk Jatinom. Karena tidak terkonsep, saat panen raya harga jeruk jatuh. Harga per kilogram hanya Rp 5 ribu. Lalu saya ada ide untuk menjual jeruk Jatinom dengan konsep mencicipi gratis lewat facebook. Tiba-tiba saja Bengking banyak tamu. Mereka penasaran datang mencoba mencicipi jeruk Jatinom,” tutur Muhammad Wiji pada acara Ngobrol Pertanian di halaman SD 2 Bengking, yang dihadiri lebih dari 100 petani.
Dunia Pertanian
Pemuda asal Bengking itu mengajak para pemuda tidak malu terjun di dunia pertanian. Setelah diungggah di media sosial, ternyata harga jual jeruk Jatinom bisa meningkat 100 persen. Hal itu membuktikan, sektor pertanian bisa menjadi jalan menuju sukses.
“Desa Bengking itu kabarnya desa miskin. Tapi kalau mau berkunjung ke Bengking, ada UMKM produksi olah pangan hasil pertanian seperti turtela. Belajar bertani seperti menanam cabe, okulasi buah kelengkeng, petik kelengkeng, atau panen madu. Semua ada di Desa Bengking. Yang lebih sensasional adalah keliling desa naik gerobak sapi, keren,” kata Wiji.
Kepala Desa Bengking, Suroto menjelaskan, kalau keadaan desanya masih kategori miskin ekstrem. Tapi ia mengaku kalau warga desanya tidak mau menyerah. Dari generasi tua sampai pemuda kompak bergotong royong membangun desa lewat sektor pertanian.
“Desa Bengking itu masuk desa miskin ekstrem. Tapi generasi mudanya semangat. Didukung kelompok tani, bahkan wanita taninya kreatif. Di Bengking ada budi daya buah kelengkeng, madu, sayuran, budi daya pepaya, olah produk pertanian sampai buah durian,” ujarnya.
Selain itu konsep agro eduwisata Desa Bengking mempunyai ikon dengan wisata gerobak sapi.
“Kalau ke Desa Bengking jangan lupa keliling desa naik gerobak sapi. Para peternak sapi ambil bagian dalam konsep agro eduwisata. Atau yang suka tantangan naik sapi juga bisa. Kami berharap kami bisa didukung pemerintah untuk mengembangkan Desa Bengking menjadi Desa agro eduwisata pertama di Klaten,” katanya. (-)
Bagikan