Petani Klaten Dilatih Olah Kotoran Hewan Jadi Pupuk Organik

Rabu, 07 September 2022 11:27 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

7 pupuk klaten.jpg
Petani di Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Klaten, dilatih memanfaatkan kotoran hewan menjadi pupuk organik. (dok/jatengprov.go.id)

Klaten, Jatengaja.com – Para petani di Jawa Tengah terus diedukasi agar mengetahui manfaat pupuk organik bagi pertanian. Salah satu upayanya adalah petani dilatih memanfaatkan kotoran hewan menjadi pupuk organik.

Pelatihan diadakan di Diskominfo Jateng, yang merupakan bagian dari program Satu OPD Satu Desa Dampingan, guna mengentaskan warga dari jurang kemiskinan. Peserta adalah para petani di Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Klaten. 

Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng, Hermoyo Widodo mengatakan, pelatihan bertujuan agar petani mengetahui manfaat pupuk organik. Selain itu, dengan pemupukan organik harga sayuran yang dihasilkan lebih mahal.

Pelatihan menggandeng Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah. Pada acara tersebut juga diserahkan bibit jahe Jewot sebanyak 100 kilogram dan 5.400 bibit cabai ORI.

“Hari ini diajarkan pembuatan pupuk yang tidak terlalu rumit. Karena terkadang pupuk (kimia subsidi) kan langka dan mahal. Dengan pengetahuan ini diharapkan petani mengetahui bahwa limbah ternak bisa dijadikan pupuk,” ujarnya, di Balai Desa Beteng, Selasa (6/9/2022) siang.

Petani diajak membuat pupuk secara sederhana namun efektif. Petani diperkenalkan dengan “EM4” cairan pengurai kotoran hewan, yang bisa didapat di toko pertanian dengan harga murah.

Pupuk Organik

Fungsional tertentu Pengawas Mutu Hasil Pertanian Disnakkeswan Jateng, Dwi Sutji mengatakan, untuk bisa membuat pupuk organik, petani memerlukan tempo sekitar dua minggu. Bahan yang diperlukan antara lain wadah berupa drum plastik, bakteri pengurai kotoran, bekatul, gula merah atau molase.

“Bahan baku limbah kotoran hewan tidak memberatkan petani. Nanti bisa digunakan pada pekarangan masing-masing. Dengan ini pangan yang dihasilkan jadi sayur yang aman dan bebas dari pupuk organik,” tuturnya.

Petani Desa Beteng, Sudana mengatakan, selama ini mereka memanfaatkan kotoran hewan secara manual. Namun, hal itu dirasakan kurang efektif.

“Bedanya ya kalau dengan pelatihan ini diajarkan bagaimana bisa lebih efektif memanfaatkan pupuk dari kotoran hewan. Dengan pelatihan ini mudah-mudahan bisa mengurangi pembelian pupuk buatan,” ujarnya.

Kades Beteng, Prapta Sugiyarta mengaku antusias dengan kegiatan itu. Ia menyebut, setelah petani mengetahui langkah pembuatan pupuk organik, pemerintah desa akan melakukan dukungan berupa pembuatan sentra kompos.

“Minimal bisa menyerap ilmu dari Disnakkeswan. Ke depan, bisa kita fasilitasi dari dana desa, kita bikin rumah kompos,” kata Prapta. (-)