Kabupaten Sragen
Senin, 17 Juli 2023 15:16 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Sragen, Jatengaja.com – Data Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sragen, jumlah koperasi di Sragen tercatat sebanyak 1.170 yang terdiri atas 230 aktif, 456 koperasi tidak aktif, adapun koperasi rekomendasi dibubarkan sejumlah 484.
“Saya menginstruksikan kepada Diskumindag untuk melakukan langkah-langkah dengan mengadakan pendataan koperasi yang sudah tidak aktif. Dari hasil pendataan tersebut, dapat diketahui koperasi yang berpotensi untuk diaktifkan kembali, dan selanjutnya akan diadakan pembinaan lebih lanjut,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalamsiaran persnya, dikutip Senin (17/7/2023).
Bupati meminta pembinaan dan pendampingan pada 230 koperasi yang aktif di wilayahnya, lebih fokus lagi. Sehingga, koperasi tersebut semakin maju dan berkembang.
Yuni menambahkan, pemkab akan lebih fokus pada koperasi-koperasi yang bisa didorong untuk berkembang. Untuk itu ia ingin koperasi yang tidak aktif agar dibubarkan.
“Banyak koperasi yang angkat tangan dan (meminta) dibubarkan tidak apa-apa. Jadi belum dikasih peringatan satu atau dua, mereka sudah pingin dibubarkan,” katanya.
Menurut bupati, tugas fungsi Diskumindag Kabupaten Sragen terhadap gerakan koperasi, harus mampu melakukan pembinaan, pelatihan, penyuluhan perkoperasian kepada pelaku UKM, workshop, dan pengawasan yang berupa pemeriksaan kesehatan koperasi, yang diadakan setiap tahun.
“Diskumindag Sragen telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan koperasi tahun anggaran 2022 sejumlah 160 koperasi, dengan predikat sehat 89 koperasi, predikat cukup sehat 71 koperasi,” tuturnya.
Reorganisasi
Bupati mengapresiasi lima koperasi yang mendapatkan penghargaan koperasi berpredikat sehat terbaik. Dia berharap penghargaan tersebut bisa memotivasi pengelola untuk meningkatkan kompetensi SDM dan pengembangan usaha, sehingga mampu bersaing dengan dengan badan usaha lainnya.
Kabid Koperasi Dinas Diskumindag Sragen, Bina Sri Astuti, mengaku, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan koperasi yang aktif tersebut pada 2022.
“Kami memeriksa kesehatan 160 koperasi, dan hasilnya 89 koperasi dinyatakan sehat, dan 71 cukup sehat. Problem yang dihadapi koperasi itu kadang-kadang terletak pada reorganisasi kepengurusannya. Biasanya yang menjadi pengurus orang-orang baru, sehingga kurang aktif. Maju tidaknya koperasi tergantung keaktifan anggotanya,” kata Bina.
Koperasi yang ada rata-rata bergerak di bidang simpan pinjam. Dalam perjalanan usahanya, koperasi simpan pinjam ini kadang kalah bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Ada pula koperasi yang kondisinya sehat seperti koperasi pegawai di bawah Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI). (-)
Bagikan