Pemkab Rembang Targetkan Zero Stunting pada 2024

Jumat, 12 Agustus 2022 08:57 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

12 agustus rembang.jpg
Pengukuhan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan se-Kabupaten Rembang, di Pendapa Museum RA Kartini. (dok/jatengprov.go.id)

Rembang, Jatengaja.com – Bupati Rembang, Abdul Hafidz menargetkan zero stunting pada tahun 2024. Guna mencapai target tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melakukan berbagai upaya untuk menekan stunting.

“Untuk itu program penanganan stunting menjadi program prioritas pemerintah. Apalagi data yang disampaikan kemarin per 100 ribu (orang) anak yang lahir di Indonesia yang mengalami lahir stunting 350 (orang anak). Kalau tidak ditangani sungguh-sungguh, maka ini akan mengancam keberlangsungan bangsa kita,” tutur bupati.

Hal itu diungkap bupati saat lokakarya mini pengukuhan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan se-Kabupaten Rembang, di Pendapa Museum RA Kartini.

Dikatakan, stunting merupakan momok bagi keberlangsungan bangsa Indonesia. Karena, stunting dapat membawa dampak psikologis yang luar biasa. Di samping dari segi kondisi fisik, menurut para ahli penderita stunting, mayoritas juga mengalami penurunan dari segi kecerdasan.

Pihaknya telah melakukan beberapa upaya untuk menekan angka stunting. Hasilnya, saat ini angka prevalensi stunting di Kabupaten Rembang menyisakan 14 persen.

Namun, pihaknya masih belum berpuas diri dengan angka prevalensi stunting sebesar 14 persen. Diri menargetkan, pada 2024 Kabupaten Rembang harus bisa mencapai nol persen, atau zero stunting.

“Saya berharap, ini rata-rata kalau per tahun kita bisa menurunkan lima persen, berarti dua tahun ke depan, kita akan selesai nol persen. Ini TPPS tingkat kecamatan menjadi garda terdepan, karena harus konsolidasi sampai ke tingkat desa,” ujarnya.

Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengungkapkan, Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada 2030 – 2040. Di mana, masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif, yakni usia 15-64 tahun, dibandingkan usia nonproduktif.

Untuk itu, masalah stunting harus benar-benar teratasi untuk menyongsong abad bonus demografi. Meski angka prevalensi stunting sudah melampaui target nasional, pihaknya harus tetap mengejar target Kabupaten Rembang zero stunting pada 2024.

“Meskipun ini sudah sedikit atau sudah hampir melampaui target, kita tidak boleh berdiam diri. Karena ancaman itu (stunting) masih tetap terus ada,” katanya. (-)