Jumat, 22 Juli 2022 20:46 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Semarang, Jatengaja.com – Ustadz Wijayanto menilai, banyak yang salah kaprah ketika mempersiapkan pernikahan. Biasanya, keluarga maupun calon pengantin sejak beberapa bulan sebelumnya sibuk mempersiapkan gedung, pakaian pernikahan, dan juga katering.
“Namun mereka lupa, yang sangat penting itu justru bekal pernikahan. Harusnya sebelum menikah, pasangan atau calon pengantin musti lebih dulu lulus kuliah bekal pernikahan,” tutur Ustadz Wijayanto saat mengisi pengajian menjelang pernikahan dr Agung Satria Winahyu dengan dr Prasasya Paramesthi di Perumahan Graha Estetika, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022) petang.
Sekadar informasi, dr Agung merupakan putra bungsu pasangan Ir H Sigit Widyonindito MT – Dra Hj Yetti Biakti, mantan Wali Kota Magelang dua periode. Adapun dr Prasasya putri pasangan dr Arya Hasanuddin SH Sp KJ (alm) – dr Lilien Eka Chandra Herlina Sp OG MRep SC.
Ustadz WIjayanto menuturkan, Kemenang membuat proyek kuliah sebelum menikah di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta, dimana dirinya menjadi pengisi acara. Dia mencontohkan, di Singapura, pasangan calon pengantin harus ikut kuliah sebelum menikah selama dua hari. Adapun di Malaysia, harus lulus 20 jam kuliah.
“Nah, di Yogyakarta, saya mengundang 50 pasangan yang akan nikah. Saya undang pasangan itu di hotel berbintang, tahu nggak bapak ibu, ternyata yang datang tak lebih dari 50 orang, itu pun rata-rata kerabat atau keluarga, bukan calon pengantinnya,” tuturnya.
Dia menjelaskan, gangguan predator pernikahan ada empat. Pertama, banyaknya atau tingginya angka perceraian di Indonesia. Ustadz Wijayanto menyebut, setiap 1 jam ada 60 pasangan bercerai. Kedua adalah banyaknya perselingkuhan.
Disharmoni
“Bahkan jenderal saja bisa hancur karirnya akibat perselingkuhan, betul tidak bapak ibu,” katanya smebari menyapa hadirin yang datang.
Adapun predator ketiga adalah banyaknya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Terakhir adalah disharmoni.
“Disharmoni ini yang kerap membuat rumah tangga menjadi hancur. Mulai ini bapak ibu jangan dipasword handphonenya ya. Suami istri harus saling bisa melihat HP pasangannya. Nama di kontak HP menunjukkan harmonisnya pasangan. Misal suami menyimpat nama istrinya dengan nama Istriku Tersayang, Kesayangan, atau My Love. Jangan sampai nama istri di kontaknya diberi nama mak lampir ya,” tutur Ustadz Wijayanto disambut gelak tawa hadirin yang merupakan warga Graha Estetika.
Dijelaskan, orang Islam harus menikah, karena menikah itu menyenangkan.
“Dalam pengertian jalan hidup, menikah itu menyenangkan, tapi jangan senang menikah lo yaa,” tutrunya.
Kepada calon pengantin, Ustadz Wijayanto berpesan agar selalu menjaga keharmonisan. Dikatakan, setelah menikah, yang berat itu tanggung jawab.
“Sejak saat itu (Sumpah Pernikahan), istri itu surga maupun nerakanya ada pada suami. Dosa istri dosa suami, dosa suami dosa suami sendiri. Maka enak jadi wanita, karena itulah hormatilah suami. Sebaik baik istri adalah yang bisa menyenangkan suami. Jangan jadi istri zaman now yang lebih seneng menyenangkan suami orang. Kalau mau keluar dandan berjam-jam biar cantik. Tapi di rumah malah ngelomprot gak dandan. Istri harus bisa menyenangkan suami, agar suami tidak mencari kesenangan di luar,” ujarnya.
Begitu pun suami, jangan sampai menyakiti hati istri.
“Anda (suami) kan tidak membiayai sekolahnya istri. Sejak kecil istrimu itu yang menyekolahkan kan keluarganya, maka bila menyakiti istri itu sama saja menyakiti seluruh keluarga istri,” katanya. (-)
Bagikan