budaya
Selasa, 05 November 2024 14:26 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Jawa Tengah (Jateng) pada bulan Oktober 2024 mengalami inflasi sebesar 0.19 persen (month to month), lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat sebesar 0,08% (month to month).
Menurut Pelaksana harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Ndari Surjaningsih kenaikan inflasi bulan Oktober terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain adalah daging ayam ras (andil 0,05%), bahan bakar rumah tangga (andil 0,04%), emas perhiasan (andil 0,04%), bawang merah (andil 0,04%), dan kopi bubuk (andil 0,01%).
Kenaikan harga daging ayam ras terjadi di sembilan kota dan kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah, dengan kenaikan tertinggi di Purwokerto.
“Faktor utama yang mendorong kenaikan daging ayam ras adalah peningkatan harga rata-rata bulanan Day Old Chicken (DOC) dan ayam pedaging yang mulai terjadi sejak September 2024 setelah beberapa bulan mengalami penurunan,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2024).
Kondisi ini, lanjut Ndari, sejalan dengan harga jagung pakan ternak yang meningkat menjadi Rp6.011/kg pada Oktober 2024, dari bulan lalu yang sebesar Rp5.982/kg.
Selain itu, terdapat penyaluran bantuan stunting dalam bentuk daging ayam ras dan telur ayam ras di Jateng yang juga turut mendorong permintaan.
Lebih lanjut, Ndari menyatakan, komoditas bawang merah juga mencatatkan kenaikan harga akibat penurunan produksi di wilayah Jateng yang sebagian besar sedang memasuki musim tanam I, termasuk di Kabupaten Batang, Brebes, dan Demak.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, terutama emas perhiasan, juga turut berkontribusi pada inflasi bulan Oktober,” ujarnya.
Kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren kenaikan harga emas dunia yang terdorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah, dinamika politik Amerika Serikat, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara yang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Berdasarkan data Trading Economics per 31 Oktober 2024 harga emas dunia tercatat naik sebesar 3,41% (mont to mont).
Ndari menyatakan untuk menjaga stabilitas harga di Jateng Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng terus mengintensifkan berbagai program pengendalian inflasi.
“Melalui kerangka 4 K (Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Ketersediaan Pasokan, dan Komunikasi Efektif), diharapkan mampu mengelola inflasi agar tetap berada dalam rentang sasaran sebesar 2,5%±1%. (-)
Bagikan
Mahasiswa
2 hari yang lalu