Kasus HIV di Jateng Capai 1.468, Ganjar Dorong ODHA Agar Melapor Diri

Jumat, 02 September 2022 22:31 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

ganjar-summit.jpg
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan Jalan Daendels di Kebumen Bakal Dikerjakan Tahun 2023 dengan Anggaran Rp68 Miliar (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Banyumas, Jatengaja.com - Selama bulan Januari-Juni 2022 ditemukan 1.468 penderita baru Human Immunodeficiency Virus) HIV di Jawa Tengah (Jateng).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng kasus baru HIV paling banyak di Kota Semarang 181 kasus,  disusul Kabupaten Grobogan 123 kasus, Kabupaten Blora 87 kasus, dan Kabupaten Demak 67 kasus.

Guna mencegah penuluran HIV/AIDS, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendorong orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk tidak takut melapor dan menjamin informasi penderita akan terjaga dengan baik.

“ODHA boleh pilih mana yang paling aman. Tapi kalau mau lapor dengan pemerintah akan lebih enak karena insya Allah kita akan bisa keep informasinya sehingga tidak bisa tersebar dan bisa lindungi mereka," katanya Jumat (2/9/2022).

Ganjar khawatir kasus HIV/AIDS di Jateng bisa terus naik apabila banyak ODHA yang enggan atau masih takut melapor. Padahal salah satu langkah untuk menekan penularan atau risiko kematian akibat penyakit ini adalah penanganan pada penderita.

“Saya khawatir bisa naik karena banyak yang tidak mau melaporkan. Maka kalau ada indikasi-indikasi segera laporkan agar kita bisa segera tangani,” tandasnya.

Dinas Kesehatan Jateng terus memantau perkembangan kasus ODHA dengan melibatkan komunitas atau pemerhati yang peduli dan memiliki tugas dalam bidang itu. Termasuk melakukan edukasi kepada masyarakat.

“Rumah sakit kita minta untuk pantau dengan dengan para aktivis ikut memantau. Pak Wagub juga punya tugas khusus terkait hal itu dan sering keliling. Edukasi kita musti terus menerus dan kemudian pantauannya tidak boleh berhenti,” ujar Ganjar.

Tingginya temuan kasus baru HIV di Jateng itu sebenarnya menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan kesehatan dan bahaya penyakit tersebut. 

Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya warga yang melakukan voluntary counselling test (VCT) atau tes HIV/AIDS hingga banyak yang terdeteksi.

Setiap puskesmas pada kabupaten/kota di Jateng juga telah melayani masyarakat atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Termasuk menyediakan obat anti retroviral (ARV).

Terkait penyebab penularan HIV di Jateng, berasal dari berbagai factor, antara lain hubungan seksual antara sesama jenis homoseksual sekitar 10,8 persen, pasangan heteroseksual 82 persen, pasca melahirkan (perinatal) 3,14 persen, penggunaan jarum suntik narkoba 2,49 persen dan tranfusi darah 0,12 persen. (-)