Grab Holdings Rugi Capai Rp14,5 Triliun, Ini Penyebabnya

Jumat, 10 Juni 2022 22:19 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

Driver ojek daring GrabBike dan Gojek berhenti dipersimpangan jalan kawasan Kebun Jeruk, Jakarta, Selasa, 22 September 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

undefined

Jakarta, Jatengaja.com - Grab Holdings Ltd mencatatkan kerugian pada kuartal I 2022 cukup  besar mencapai senilai  US$1,1 miliar atau setara Rp 4,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).

Kerugian perusahaan transportasi dan pengiriman makanan pada kuartal I -2022 ini disebabkan oleh banyaknya tawaran promosi dan kenaikan insentif para pengemudi mitra Grab. 

Perusahaan yang berbasis di Singapura ini menggelontorkan sejumlah dana untuk menambah insentif pengemudi lantaran jumlah penumpang yang menggunakan Grab mulai pulih sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Setali tiga uang, induk perusahaan Grab Indonesia ini juga merogoh kocek untuk membayar promosi makanan di layanan Grabfood. Alasannya, jumlah permintaan pesan antar makanan lebih banyak semenjak pelonggaran PPKM diberlakukan.

Sayangnya, aksi tersebut malah membuat pendapatan Grab merosot 44% menjadi US$122 juta atau Rp1,7 triliun di kuartal keempat. 

Pendapatan dari unit mobilitas Grab yang menyumbang 86% dari keseluruhan penjualan  juga  tercatat turun 27% pada kuartal tersebut. Selain itu, pendapatan dari unit layanan pengiriman makanan anjlok 98%.

"Kami berencana untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengalokasikan modal, karena kami menggandakan peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis sesuai permintaan, periklanan, dan layanan keuangan kami," kata Chief Financial Officer Grab,  Peter Oey seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters Jumat, 10 Juni 2022.

Merosotnya kinerja  Grab Holdings kuartal ini menambah bengkak kerugian yang dialami. Secara tahunan, rugi Grab Holdings di 2021 bertambah jadi US$3,56 miliar atau kisaran Rp51,8 triliun dibanding tahun sebelumnya yang tercatat US$2,75 miliar atau kisaran Rp40 triliun.

Meski merugi, Grap Holdings tetap menunjukkan optimismenya. Sebab, insentif yang dikucurkan berhasil mendongkrak gross merchandise volume (GMV) sebanyak 26%.

Berdasar capaian ini, Grab memperkirakan pertumbuhan GMV antara kuartal kedua dan keempat pada 2022 akan melonjak 30% menjadi 35% secara tahunan. Selain itu, Grab juga memperkirakan perusahaannya akan mencapai titik impas (BEP) berdasarkan EBITDA yang disesuaikan di unit pengiriman makanannya pada paruh pertama tahun depan. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 10 Jun 2022