Evaluasi Makan Bergizi Gratis, dari Sayur Basi Hingga Pakai Uang Pribadi Presiden Prabowo

Rabu, 08 Januari 2025 21:53 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

Realisasi Makanan Bergizi Gratis.
Realisasi Makanan Bergizi Gratis.

Jakarta, Jatengaja.com – Program Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis  yang ditangani Badan Gizi Nasional (BGN) secara resmi mulai dilaksanakan pada Senin, 6 Januari 2025. Program ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Hasan Nasbi menyampaikan pihaknya berharap target 937 dapur makan bergizi gratis dapat tercapai pada akhir Januari 2025.

“Hingga akhir 2025, dengan target 5.000 dapur MBG, diharapkan dapat melayani hingga 20 juta penerima manfaat, mulai dari peserta didik tingkat PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui,” ujarnya dilansir dari Trenasia.com.

Terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis tersebut, berikut evaluasi yang dilakukan anak SD melalui video yang mereview makan bergizi gratis. Mulai dari rasanya yang hambar, hingga tak suka sayur.

1. Tak Suka dengan Menunya

Di SD Negeri 25 Palembang, Jalan Inspektur Marzuki, pada hari pertama pelaksanaan Makan Bergizi Gratis, para siswa menerima makanan yang terdiri dari nasi, tempe, tahu isi ayam atau ikan, sayur buncis, serta pisang.

Terlihat bahwa, tidak semua siswa menyukai menu yang disajikan. Salah satu siswa kelas 3 bernama Gibran, mengaku enggan untuk menghabiskan makanan yang diberikan. Ia mengatakan tidak menyukai tempe, tahu, dan sayur buncis, karena lebih menyukai ikan atau ayam yang disajikan dalam bentuk utuh. Sementara, untuk sayuran, cenderung lebih menyukai kangkung.

2. Tak suka Sayur, Makanan Terasa Hambar

Terlihat seorang siswa SD, yang namanya tidak diketahui, sengaja tidak menghabiskan makanan dari program makan bergizi gratis. Hal ini disebabkan oleh rasa makanan yang hambar dan tidak suka sayur. “Rasanya aneh, karena kulitnya tuh rasanya keras jadi nggak nafsu makan,” jawab anak SD tersebut saat ditanya kenapa makanannta tak dihabiskan.

Di sisi lain, beberapa merasa cocok dengan rasanya, dan sebagian lainnya berpendapat makanan gratis tersebut kurang enak dan terasa hambar. Bahkan, anak tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap rasa makanan yang disajikan.

“Saya kecewa sama (rasa) makanan, sampaikan ke pak Prabowo,” kata siswa bernama Fathan usai menyantap makanan bergizi gratis.

Sementara di SDN Slipi 15, banyak makanan yang tersisa di kotak-kotak, terutama bagian sayurnya. Hal serupa juga terjadi di SMP 1 Barunawati Jakarta beberapa siswa lahap menyantap sayur, sedangkan yang lain enggan memakannya karena menganggap rasa sayur dalam menu tersebut hambar. “Kalau menurut aku bayamnya harus dikasih garam lagi, agak hambar,” ujar seorang Siswi SMP 1 Barunawati.

Adapun, anak SD Bernama Krisna yang menghabiskan makanannya, namun menyisikan ayam dalam wadah. Saat ditanya kenapa tak dihabiskan, ia mengatakan rasa ayamnya aneh. Dia juga menyebut tekstur kulit ayam yang keras membuatnya kehilangan selera makan.

3. Sayur Terasa Basi

Di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur, siswa kelas 5 bernama Fariz mengaku lebih menyukai menu MBG hari kedua. Ia mengatakan, menu hari pertama di sekolahnya yang terdiri dari nasi, ayam, sayur bayam dan jagung, semangka, serta tahu. 

Tapi tidak ia konsumsi sampai habis. “Kemarin sayur bayam seperti sudah basi, agak asam rasanya, terus semangkanya sudah agak asam,” kata Fariz, Selasa, 7 Januari 2025.

4. Tak Ada Susu dalam Menu

Di beberapa daerah, tidak ditemukan susu sebagai salah satu pilihan menu dalam program makan bergizi gratis. Contohnya, di SD Negeri Kedung Badak 1 Kota Bogor, menu makan bergizi gratis yang disajikan terdiri dari nasi, telur dadar, sayur wortel dan kembang kol, serta pisang. 

Namun, belum ada susu sebagai bagian dari paket makan bergizi gratis di sekolah tersebut. Hal yang serupa juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Terkait hal tersebut, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengatakan, “Ya memang ada yang siap pakai susu, ada yang belum siap. Semua akan bertahap ya.”

Menu makan bergizi gratis pada hari pertama sekolah di Kota Bogor terdiri dari telur dadar, sayuran, buah, dan tidak ada susu. Pihak Istana menyatakan susu tidak disajikan setiap hari.

“Ada yang sekali seminggu ada yang dua kali seminggu,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidentian Communication Office (PCO) Hasan Nasbi di SD Negeri Kedung Badak Kota Bogor, Senin, 6 Januari 2025.

Dia menjelaskan, menu susu tergantung pada ketersediaan. Anggaran Rp10 ribu per porsi untuk menu makan bergizi gratis masih mencukupi jika susu ditambahkan dalam ukuran tertentu.

5. Pelaksanaan MBG Ada yang Pakai Uang Pribadi Prabowo

Hasan Nasbi menyatakan bahwa program makan bergizi gratis  di Kendari, Sulawesi Tenggara, masih menggunakan uang pribadi Prabowo. Anggaran yang digunakan saat ini berasal dari sisa uang uji coba program makan bergizi gratis sebelumnya.

“Yang di Kendari memang masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” ujarnya, Senin, 6 Januari 2025.

Setelah dana tersebut habis, program makan bergizi gratis akan dialihkan menggunakan anggaran dari APBN. Prabowo juga berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pelaksanaan program makan bergizi gratis.

Di smaping itu, Peneliti Hukum Celios Muhamad Saleh berpendapat, penggunaan dana pribadi oleh pejabat negara untuk mendanai program pemerintah merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip dasar pengelolaan keuangan negara.

Pengelolaan keuangan negara seharusnya dilakukan secara transparan, efisien, dan bertanggung jawab, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara.

6. Wadah Makanan Seperti di Lapas

Program makan bergizi gratis  dari pemerintah pusat menggunakan wadah berbahan aluminium agar dapat digunakan berulang kali. Namun, banyak netizen berpendapat wadah makanan bergizi gratis ini seperti wadah yang biasa digunakan oleh warga binaan di penjara.

7. Sistem Reimburse 

Kepala Chef Dapur Sehat Anak Bangsa Jonie Kusuma Hadi, yang memimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, menceritakan mengenai sistem pembayaran untuk mendukung pelaksanaan program MBG.

Menurutnya, pihak restoran selaku mitra harus menalangi biaya produksi terlebih dahulu untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan dalam menyiapkan menu MBG. “Nanti reimburse ke Badan Gizi Nasional per minggu,” ujar Jonie menyebut sistem permodalan MBG, di SD Angkasa 5 Halim, Jakarta Timur, Senin, 6 Januari 2025.

8. Makanan Datang Terlambat

Penyaluran makan bergizi gratis di SMP Negeri 18 Banjarmasin terlambat dari jadwal yang ditetapkan. Keterlambatan tersebut membuat beberapa siswa memilih untuk membeli makanan di kantin. Makanan yang seharusnya dibagikan pada pukul 12 siang baru tiba sekitar 40 menit setelahnya.

“Nasinya gak datang-datang sampai jam istirahat kedua, jadinya kami menunggu, belum makan dari subuh, terpaksa menahan sampai jam setengah tiga, pulang,” ungkap Ahmad Subhan. “Kami tunggu-tunggu, belum makan, ini sudah jam setengah satu,” imbuh Fauzi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 08 Jan 2025