Rektor
Minggu, 03 Agustus 2025 06:46 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Tim peneliti Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menemukan teknologi inovatif pirolisis katalisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi energi terbarukan.
Teknologi pirolisis katalisis digagas dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP Prof Didi Dwi Anggoro, bersama tim dari DIPO Fuel, didukung LPPM UNDIP, serta tiga mahasiswa bimbingannya.
Mereka merancang dan mengembangkan alat pirolisis modular yang dapat mengolah sampah plastik tanpa oksigen, yang dipadukan dengan katalis hasil pengembangan riset lokal.
Hasilnya, sampah plastik seperti botol/gelas air minum, sendok makan, bungkus makanan, kantong belanja, hingga styrofoam, bungkus bekas rokok dan lainnya dapat diubah menjadi bahan bakar cair (liquid fuel), gas, dan residu padat (wax) yang bernilai guna
Inovasi ini serta sejalan dengan arah kebijakan Dikti Saintek yang Berdampak, yakni mendorong riset kampus agar benar-benar bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Prof. Didi menjelaskan alat ini didesain dengan sistem pemanas hybrid menggunakan oli bekas dan gas elpiji, memungkinkan alat tetap bekerja bahkan saat terjadi pemadaman listrik.
“Untuk oli bekas kita memerlukan blower dan listrik. Jika listrik mati, proses tetap bisa berjalan dengan beralih ke gas elpiji. Tapi yang diutamakan tetap oli bekas karena itu bagian dari prinsip keberlanjutan,” katanya dalam keterangan, Sabtu 2 Agustus 2025.
Menurut Prof Didi, dalam uji coba di TPST K3L Undip berhasil mengolah 37,5 kg limbah plastik campuran dalam proses pirolisis selama 8 jam dengan suhu terkontrol di 443°C.
Hasilnya, Sebanyak 12,5 liter bahan bakar cair yang bisa digunakan untuk genset dan kompor modifikasi, serta 2 liter wax cair yang bahkan bisa diolah menjadi bahan campuran paving block ramah lingkungan.
Gas sisa yang tidak terkondensasi, seperti metana, digunakan ulang untuk mempertahankan suhu reaktor sehingga mewujudkan proses konversi energi yang nyaris tanpa limbah.
Ia memaparkan proses pirolisis berlangsung, yakni feed akan masuk dari atas ke dalam reaktor, lalu dihasilkan tiga produk. Gas yang keluar akan melewati dua kondensor untuk menghasilkan dua jenis liquid.
“Sisa gasnya akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar pemanas jadi tidak ada yang terbuang,” ujarnya.
Tak hanya itu, sisa padatan berupa wax juga bisa dimanfaatkan. Wax ini bisa dicetak menjadi paving block atau bentuk lain sesuai cetakan, sehingga semua hasil dari alat ini bisa digunakan gas, liquid, maupun residunya.
“Alat ini didesain untuk bekerja secara kontinyu, dengan kapasitas hingga mencapai 700 kg limbah per hari,” kata Prof Didi.
Dari segi efisiensi, imbuh Pro Didi, rendemen liquid fuel yang dihasilkan dari alat pirolisis katalisis ini bisa mencapai 60%, sehingga bisa menjadi sumber energi alternatif yang potensial. (-)
Bagikan
Undip
16 hari yang lalu
Undip
sebulan yang lalu