Di Jateng, 2.257 Orang Jadi Korban Kekerasan Seksual, Ganjar Minta Korban Jangan Takut Lapor

Selasa, 15 Februari 2022 18:25 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

ganjar-kekerasan.jpg
Marak Isu Penculikan Anak, Ganjar Perintahkan Dinas Sebar Nomor Kontak ke Masyarakat (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Pada 2021 di Jawa Tengah (Jateng) tercatat sebanyak 2.257 orang baik anak, remaja, dan orang dewasa telah menjadi korban tindak kekerasan seksual.

Namun, diperkirakan korban kekerasan seksual yang tidak melaporkan kasus yang menimpanya jumlahnya banyak. Mereka takut dan melaporkan kasus kekerasan seksual karena merupakan aib

Untuk itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meminta kepada semua masyarakat agar melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialami supaya bisa dilakukan langkah tindakan konseling kepada korban dan pencegahan. 

“Masyarakat tidak perlu takut malaporkan, karena pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melindungi,” katanya dalam rilis seusai menjadi pembicara seminar nasional tentang kekerasan seksual di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Selasa (15/2). 

Ganjar lebih lanjut menyatakan, problem soal kekerasan seksual banyak masyarakat yang tidak mau lapor, karena ada yang takut, malu karena aib, dan sebagainya.

Oleh karenanya, yang pertama dilakukan di Jateng adalah membuka kanal-kanal aduan terkait kekerasan seksual pada perempuan dan anak. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, lanjut Ganjar, menggandeng jejaring kelompok peduli, LSM, aparat penegak hukum dan kerja sama dengan provinsi lain. 

“Kami menyediakan shelter-shelter lengkap dengan nomor kontak agar masyarakat tidak takut melapor,” tandasnya.

Meski sampai saat ini masih banyak masyarakat yang enggan lapor karena takut datanya tersebar ke publik, Pemprov Jateng tetap berupaya agar percaya bahwa pemerintah benar-benar melindungi korban.

Kekerasan seksual harus dicegah dengan melakukan edukasi terus menerus kepada masyarakat agar berani melaporkan.

"Saya minta masyarakat percaya. Saya selalu tekankan ke jajaran, hati-hati menangani kasus kekerasan seksual ini. Kadang sudah tertutup, tapi tetap bocor dan viral di media sosial, sehingga korban jadi sasaran bullying. Kalau soal anak, saya tegaskan jangan pernah diekspos,” tegas Ganjar.

Gubernur Jateng mengapresiasi seminar nasional yang diselenggarakan FH UGM terkait isu kekerasan seksual dengan mengundang aktivis, dosen, pengacara, hakim agung dan lainnya.

“Diskusinya sangat menarik, karena kontennya penting untuk persiapan RUU TPKS yang hari ini menjadi isu dan perbincangan publik. Dan mudah-mudahan bisa menjadi masukan sehingga rasa keadilan akan dirasakan masyarakat,” katanya.