Dapat Hibah dari Tahir Foundation, Kota Surakarta Akan Miliki Museum Terbesar di Jateng

Kamis, 26 Januari 2023 19:24 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

26 museum.jpg
Pendiri Tahir Foundation Dato Sri Tahir dan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, saat pelaksanaan groundbreaking Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo. (dok/jatengprov.go.id)

Surakarta, Jatengaja.com – Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo sedang dibangun di Kota Surakarta. Bila sudah jadi, museum dengan luas bangunan 60.000 meter tersebut bisa jadi merupakan museum terbesar di Jawa Tengah.

Pembangunan museum membutuhkan dana hingga Rp600 miliar. Dana tersebut merupakan dana hibah dari Tahir Foundation.

“Anggarannya antara Rp400 miliar sampai Rp600 miliar karena bangunan 60.000 meter, terbesar di Jateng mungkin saja,” kata Pendiri Tahir Foundation Dato Sri Tahir, usai pelaksanaan groundbreaking, Rabu (25/1/2023).

Tahir menuturkan, pembangunan museum akan memakan waktu sekitar dua tahun. Dia berharap, museum akan menjadikan Kota Solo sebagai salah satu pusat budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, untuk mempersiapkan generasi muda indonesia yang cerdas menyongsong era globalisasi.

“Tadi kami laporkan ke Pak Wali Kota, tidak boleh lebih dari 2 tahun. Tahun 2025 sudah harus selesai,” tuturnya.

Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menuturkan, kehadiran museum yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara, Pedaringan, Jebres, diharap dapat menjadi daya tarik di sektor pariwisata.

Gibran mengatakan, dirinya senang ground breaking dapat dilakukan di awal tahun. Dikatakan, pengerjaan museum direncanakan akan selesai pada 2025.

Terkait pemilihan lokasi pembangunan museum, menurutnya karena merupakan kawasan pendidikan dan konservasi alam.

“Karena jadi kawasan sains, ada UNS, ISI, Technopark, dan ada konservasi binatang Solo Safari,” ujarnya.

Perlu diketahui, Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo dibangun di lahan Perusahaan Umum Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha Pedaringan milik pemkot, seluas 55 hektare.

Museum itu digadang sebagai yang terbesar di Jawa Tengah, dengan kompleks museum terdiri Museum Budaya, Museum Ilmu Pengetahuan Alam, Museum Ilmu Pengetahuan Dasar, serta Museum Astronomi dan Antariksa. Museum juga dilengkapi dengan pusat riset, perkuliahan, dan diskusi ilmiah untuk publik.

Halaman luar museum dimanfaatkan untuk tempat rekreasi publik berupa taman permaculture, taman hutan, taman bunga, serta ruang piknik yang berupa hamparan rumput, lengkap dengan permainan anak. (-)