Pisang Tanduk Gebyar Akan Dipatenkan Sebagai Tanaman Identitas Batang
Batang, Jatengaja.com - Pisang tanduk gebyar akan dipatenkan sebagai tanaman identitas daerah Kabupaten Batang. Tanaman ini juga memiliki nilai ekonomi dengan harga jual yang tinggi.
Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki menyebutkan, tanaman pisang tanduk gebyar merupakan tanaman identitas Batang sehigga perlu dipatenkan agar tidak diklaim daerah lain.
”Ke depan akan kami akan patenkan pisang tanduk gebyar. Apalagi sudah ada di e-Katalog, jadi dikenal di kancah nasional,” katanya pada acara penanaman pohon pisang tanduk gebyar di lahan milik Kodim 0736/Batang, Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Rabu (18/1/2023) dilansir dari jatengprov.go.id.
- Unik Masyarakat Brebes Miliki 3 Bahasa Berbeda Dalam Berkomunikasi
- Kok Bisa Ya, Puluhan Situs Resmi Pemerintah Disusupi Iklan Judi Online
- Pemprov Jateng Gandeng Baznas Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem
- Zakat ASN Jateng 2022 Capai Rp 82,6 Miliar
- SIG Salurkan Rp5,4 M untuk Akses Transportasi di 46 Desa
Menurut Lani, pangsa pasar pisang tanduk gebyar tidak hanya di wilayah Batang, tetapi telah merambah ke kabupaten/kota sekitarnya.
Sekretaris Dispaperta Batang, Sutadi menerangkan, untuk mengoptimalkan lahan masyarakat bisa menanam tanaman sela di antara pohon pisang tanduk gebyar.
“Jarak tanam antarpohon pisang tanduk gebyar agak lebar. Di sela-sela tanaman akan ditanami kacang koro pedang yang bisa dipanen 3 bulan ke depan,” terangnya.
Menurutnya, pisang tanduk gebyar memiliki nilai ekonomi tinggi. Harga di pasar nasional mencapai Rp4 ribu per kilogram.
“Satu pohon bisa menghasilkan 20 kilogram. Jika dikalikan 1.000 pohon, artinya bisa meraup untung sebesar Rp80 juta,” tandasnya.
Sementara itu, Dandim 0736/Batang, Lekol Ahmad Alam Budiman, mengatakan memprogramkan penanaman seribu pohon pisang di lahan milik Kodim seluas empat hektare.
“Hari ini baru ditanam 1 hektare. Ke depan akan dilakukan pembukaan lahan lagi. Lahan Kodim itu masih luas, namun harus dilakukan pembabatan, karena banyak ditumbuhi tanaman yang tidak diharapkan,” ujarnya. (-)