Presiden Jokowi
Jumat, 14 Oktober 2022 21:27 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Sukoharjo, Jatengaja.com - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jawa Tengah mampu mengimpun ZIS dari aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga Oktober 2022 senilai Rp57 miliar.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengatakan saat baru memimpin pada 2014 nilai zakat, infak, dan shodakoh (ZIS) Jateng hanya sekitar Rp110 juta.
Setelah ASN Pemprov Jateng didorong, penerimaan ZIS melalui Baznas Jateng pada tahun 2015 naik menjadi Rp1,9 miliar. Pada tahun 2016 menjadi Rp8,5 miliar, tahun 2017 naik menjadi Rp18,1 miliar, tahun 2018 melonjak menjadi Rp31,7 miliar.
Trend itu terus berlanjut menjadi Rp48,9 miliar pada tahun 2019, Rp50,4 miliar tahun 2020, dan pada tahun 2021 mencapai Rp57 miliar. Untuk tahun 2022 per bulan Oktober 2022 sudah mencapai Rp57 miliar.
“Alhamdulillah grafik ZIS di Jateng naik terus setiap tahun,” kata Ganjar usai memberikan pengarahan dan membuka Rakorda BAZNAS dan LAZ se-Jateng di Hotel Grand Mercure, Sukoharjo, Jumat (14/10).
Trend yang sangat bagus tersebut, lanjut Ganjar, merupakan hasil kerja keras yang dilakukan Pemprov Jateng bersama BAZNAS Jateng dalam mengoptimalkan dan membangun pengetahuan mengenai ZIS.
Optimalisasi dalam menghimpun ZIS dari ASN Pemprov Jateng merupakan contoh baik yang dapat diberikan kepada masyarakat yang lebih luas.
“Kalau itu mereka bisa kita kumpulkan maka akan jauh lebih baik. Potensinya ZIS di Indonesia bisa Rp 300 triliun angka yang tidak sedikit, Kita bisa membantu mensukseskan dari wilayah masing-masing,” ujar Ganjar.
Sementara, Ketua BAZNAS Jateng, KH Ahmad Daroji menyatakan menambahkan, jumlah ZIS dari ASN Pemprov Jateng sampai pertengahan bulan Oktober 2022 mencapai Rp57 miliar.
Jumlah itu diperkirakan akan bertambah sehingga akhir tahun 2022 diperkirakan dapat mencapai senilai Rp70 miliar.
“Kalau ditambah dengan ZIS yang masuk dari 30 BAZNAS kabupaten/kota, UPZ masjid-masjid, dan lainnya maka target tahun ini senilai Rp2,1 triliun akan bisa tercapai,” katanya.
Selain dikelola oleh masing-masing dinas dan UPZ, kata Daroji, sekitar 50% dari total ZIS disisihkan untuk kegiatan sosial seperti bantuan pembangunan masjid, sektor pendidikan sekolah dan madrasah, sektor kesehatan seperti membantu orang sakit atau bantuan peralatan kesehatan seperti kursi roda dan kaki palsu.
Selain itu juga alokasikan untuk bantuan bencana alam, serta pengentasan kemiskinan dengan bantuan RTLH dan bantuan produktif.
“Untuk RTLH sudah ada sekitar Rp6 miliar, lalu ada 14 pelatihan kerja yang dilakukan dengan total sekitar 8 ribu orang,” ujar KH Darodji. (-)
Bagikan
Presiden Jokowi
2 bulan yang lalu
Solo
4 bulan yang lalu