Rencana Kementerian Pertahanan Beli Pesawat Bekas Dikritik Purnawirawan TNI
Jakarta, Jatengaja.com - Rencana pembelian pesawat bekas oleh Kementerian Pertahanan mendapatkan kritik keras purnawirawan TNI, karena dinilai bakal merugikan Indonesia.
Menurut mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsekal Madya TNI (Purn) Dede Rusamsi Indonesia memiliki pengalaman tidak baik saat pembelian pesawat bekas.
“Pesawat bekas bagai peti mati terbang. Kita dihibahkan saja kita tolak. Kok sekarang kita beli, harganya sama dengan pesawat baru lagi” katanya dalam pertemuan dengan bakal calon presiden 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Minggu 30 Juli 2023.
- Tagih Piutang Pemkot Semarang Rp600 Miliar, Bapenda Gandeng Aparat Penegak Hukum
- Tim Bridge Junior Jateng Berjaya Raih 5 Emas di Kejurnas Palembang 2023
- Siap Dukung Gaya Hidup Sehat dan Berkelanjutan, Astra Gelar Half Marathon 2023
- Telkomsel Bukukan Pendapatan Rp37,7 Triliun, Mitratel Tower Provider Terbesar di Asia Tenggara
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dapat Dukungan dari Bank Mandiri Melalui Kredit Rp1.272,07 Triliun di Kuartal II 2023
Dede menyebutkan banyak seniornuya yang lolos dari peti mati atau pesawat bekas, meski juga yang tidak lolos seperti Marsekal Muda Jeffry ini, beliau loncat dari pesawat bekas karena engine mati.
Untuk itu, Dede mengusulkan kepada Ganjar agar selektif dalam pembelian alutsista serta meminta meningkatkan kemandirian terhadap industri alutsista tanah air.
"Kemandirian kita untuk memproduksi alutsista harus ditingkatkan. Undang negara lain untuk kerja sama pembuatan agar transfer knowledge bisa dilakukan. Pesawat yang sudah ada sekarang kita pelihara dan harus ditingkatkan,” ujarnya.
Senada disampaikan Laksamana Muda TNI (purn) Surya Wiranto yang juga mewanti-wanti Ganjar agar tidak membeli alutsista bekas.
"Ancaman musuh di depan mata, kita perlu penguatan pertahanan negara. Jangan kira dininabobokkan dengan pembelian alutsista bekas. Pesawat tempur bekas," tegasnya.
Surya menceritakan pengalaman buruk terkait dengan pembelian alutsista bekas, yakni saat membeli kapal bekas dari Inggris dan Jerman ditertawakan tentara di sana.
"Kata mereka, kamu tidak akan bisa tiba di Indonesia. Karena kapal yang kita beli itu untuk operasi jangka pendek, sementara kita harus membawa pulang kapal bekas itu ke Indonesia dengan jangka waktu pelayaran dua bulan. Kita diejek itu Pak,” katanya.
Menanggapi masukan-masukan itu, Ganjar sepakat bahwa pertahanan Indonesia harus ditingkatkan dan kemandirian untuk memproduksi alutsista juga harus didorong.
"Negara kita harus kuat, maka alutsista dan kelengkapannya harus maksimal. Secara industri militer kita punya, itu kemandirian yang mesti kita kembangkan. Kita panggil anak-anak terbaik bangsa untuk menyelesaikan industri alutsista kita,” tandasnya.
Dalam pertemuan bertajuk Ngopi Bareng Ganjar hadir sekitar 273 purnawirawan TNI/Polri antara lain mantan Kapolri Jenderal Polisi (purn) Bimantoro, Jenderal Polisi (purn) Rusman Hadi dan Jenderal Polisi (purn) Da'i Bachtiar, mantan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.(-)