Wartawan dan Media Harus Adaptif Seperti Bunglon Agar Bertahan di Era Medsos serta AI

SetyoNt - Kamis, 02 Oktober 2025 22:58 WIB
Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) Wicaksono (kiri) pada “Sharing With Media bertajuk: Transformasi Telkom untuk Bangsa, Bersama Media Wujudkan Indonesia Terkoneksi” di Kantor Telkom Regional III di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (02/10/2025). (Jatengaja.com/dok. Telkom)

Semarang, Jatengaja.com - Wartawan dan media harus selalu adaptif terhadap setiap perubahan supaya bisa bertahan di era media sosial (mendsos) dan Artificial Intelligence (AI) saat ini.

Para wartawan juga jangan takut untuk belajar hal yang baru, tapi jangan sampai melupakan prinsip dasar jurnalistik seperti kebenaran, akurasi serta untuk kepentingan publik.

Hal ini disampaikan Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) Wicaksono pada “Sharing With Media bertajuk: Transformasi Telkom untuk Bangsa, Bersama Media Wujudkan Indonesia Terkoneksi” di Kantor Telkom Regional III di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (02/10/2025).

Kegiatan yang dibuka GM Telkom Semarang Jateng Utara Pribadi Nirwana diikuti 25 wartawan dari berbagai media di Kota Semarang serta karyawan Telkom.

Wicaksono yang akrab dipanggil Ndoro Kakung ini menyatakan menjadi wartawan di era saat ini harus mampu memanfaatkan teknologi namun dan menjadikan perubahan sebagai tantangan.

“Kiat agar bisa bertahan adalah seperti bunglon yakni selalu adaptif, tapi jangan sampai meninggalkan dasar jurnalistik dank ode etik jurnalistik,” ujarnya.

Lebih lanjut Ndoro Kakung menyatakan situasi saat ini medsos menjadi kanal utama komunikasi publik, serta tantangan adanya hoaks, disinformasi, fitnah, dan kebencian.

Di tengah kondisi yang keruh ini, wartawan dan media yang profesional jangan sampai ikut-ikut membuat kekeruhan.

“Jurnalis dan media profesional seharusnya menjadi clearing house atau penjernih,” tandasnya.

Terkait dengan AI, Ndoro Kakung menyatakan sebagai alat kerja wartawan karena bisa membantu mempercepat kerja seperti menstrankrip, riset, melakukan analisa data, dan visualiasi.

“Gunakan AI sebagai asisten, kuasai tools dasar seperti ChatGPT, Gemini, MidJourney, dan InVid. Tapi tetap lakukan verifikasi manual,” sarannya.

Ia menambahkan perubahan adalah keniscayaan, tapi kompas jurnalisme tetap sama, “Pegang teguh verifikasi, empati, dan integritas, karena itulah pelampung wartawan di samudera digital,” ujarnya.

Narasumber lainnya, Ahli Pers Dewan Pers dan Penguji Uji Kompetensi Wartawan, Rustam Fachri Mandayun mengatakan, karya jurnalistik yang menggunakan teknologi Al harus tetap berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik

Media yang menggunakan Al untuk menghasilkan gambar, suara, atau artikel wajib menyatakan dengan jelas bahwa teknologi tersebut digunakan dalam karya tersebut, guna menjaga transparansi dan kepercayaan publik.

“Setiap informasi yang dihasilkan Al, wajib melewati proses verifikasi dan pengecekan fakta agar tidak menyesatkan publik,” ujarnya.

Jurnalis senior dan mantan anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi dalam kesempatan sama menegaskan perusahaan pers harus berbadan hukum untuk membedakan dengan media sosial.

Imam Wahyudi menekankan, tentang disiplin verifikasi dalam kinerja jurnalisme untuk mencari kebenaran agar tidak menyebarkan berita hoaks.

Menurut ia, ada empat jenis jurnalisme yang berkembang saat ini, jurnalisme verifikasi, ngomong-ngomong, pengukuhan, dan jurnalisme kepentingan.

“Sikap jurnalis itu skeptis, tidak mudah percaya informasi sebelum dicari bukti sampai jadi fakta. Agar orang tahu yang benar dan salah,” ujarnya.

Narasumber lainnya adalah M Taufiqurrohman yang membawakan materi New Gathering dan Nanang Junaedi yang memaparkan penulisan berita.

“Sekarang menulis beritat tak hanya 5W+1H, tapi tambah 1S yakni safety atau aman,” kata Nanang.

Sementara, Komisaris PT Telkom Indonesia Tbk (Persero), Rizal Mallarangeng mengatakan, terus memperkuat komitmennya dalam mendukung kemajuan digital nasional melalui inovasi teknologi AI.

Dengan AI, ujar Rizal, Telkom tidak hanya meningkatkan efisiensi internal, tetapi juga menawarkan solusi cerdas yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis dan transformasi digital di seluruh negeri.

“Telkom juga berkomitmen terus menghadirkan inovasi berbasis AI untuk menjawab kebutuhan bisnis sekaligus mendorong daya saing nasional di era digital,” ujarnya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS