Wali Kota Semarang Tegaskan Tetap Pertahankan TBRS Jadi Pusat Kesenian dan Kebudayaan

SetyoNt - Selasa, 30 Januari 2024 16:31 WIB
Wali Kota Semarang, Mbak Ita akan Susun Blue Print Drainase dan Tata Kota, Ini Alasannya (Jatengaja.com/dok.semarangkota.go.id)

Semarang, Jatengaja.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan akan tetap mempertahankan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) menjadi pusat kesenian dan kebudayaan.

Keberadaan TBRS bahkan akan dikembangkan lebih baik lagi dengan dilengkapi berbagai fasilitas untuk kenyamanan seniman dan budayawan di Kota Semarang berkreativitas.

“Tujuan peningkatan TBRS tersebut tak lain sebagai apresiasi sekaligus mendorong seniman melahirkan karya dan menjaga kelestarian kebudayaan,” katanya dilansir semarangkota.go.id, Selasa 30 Januari 2024.

Selain TBRS, lanjut Mbak Ita panggilan wali kota Semarang juga memastikan, Gedung Kesenian Sri Budoyo Ki Narto Sabdo yang ada dikompleks TBRS tetap dipertahankan sebagai markas seniman berkarya meskipun terdapat gedung baru.

"Para budayawan, pemerhati budaya, saya sudah memutuskan Gedung Ngesti Pandowo tetap dipertahankan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Mbak Ita menyatakan banyak mendapat masukan dari para seniman dan budayawan perihal penggunaan gedung ber-AC atau pendingin ruangan, karena kegiatan merokok cukup lekat dengan pekerjaan seorang seniman.

"Kami mendapatkan masukan karena seniman itu biasanya merokok, duduknya jegang, kalau di tempat baru tidak boleh merokok, duduknya harus manis, kalau tidak manis nanti kursinya bisa kelipat. Kami tak bisa memaksakan kehendak, karena seniman sudah punya jiwa seni, sehingga kita yang harus menyesuaikan," ujarnya.

Mbak Ita menambahkan pembuataan detail engineering design (DED) penataan Kawasan TBRS akan dikebut tahun 2024. Pengembangan taman budaya juga termasuk pengelolaan atau penataan tempat pedagang kaki lima (PKL) di dalamnya.

Peningkatan TBRS tersebut tak lain juga termasuk yang akan dikembangkan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang pada 2025 hingga 2045.

Terdapat sejumlah ruang dan fasilitas baru yang akan dibangun di Kompleks TBRS, seperti, plaza pertunjukan outdoor, amphitheater, gedung teater, creative hub, hingga wisma seniman.

Perlu diketahui, Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Kota Semarang masih berada di bawah rata-rata nasional. IPK Kota Semarang pada 2023 baru menyentuh 50,7. Sedangkan secara nasional sebesar 55,13.

Proyeksi pertumbuhan yang relatif lambat tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan dengan nilai maksimum 55,96 pada 2045.

“Kondisi itu memberikan indikasi tantangan dalam menggerakkan pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan budaya di Kota Semarang,” ujar Mbak Ita. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS