UMKM Jateng “Dimanjakan” dengan Pendampingan, Perlindungan, hingga Perizinan

Sulistya - Jumat, 24 Juni 2022 07:50 WIB
Pemerintah pertengahan tahun 2024 ini akan melakukan uji coba KUR UMKM tanpa agungan. (Jatengaja.com/dok SIG)

Semarang, Jatengaja.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan berbagai upaya demi membangkitkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar terus bergeliat.

Dinas Koperasi UKM Jawa Tengah terus melakukan pembinaaan UMKM. Mulai dari pelatihan, edukasi perizinan, hingga pemasaran.

“Pendampingan dan memfasilitasi pemasaran, membantu perlindungan hukum, sampai perizinan dan sebagainya,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM Jateng, Ema Rachmawati.

Dijelaskan, dalam setahun, pelatihan yang diberikan bisa diikuti hampir 4.000 orang pelaku usaha. Fasilitasi pemasaran secara online tiap pelaksanaan diikuti sedikitnya 100 UMKM.

“Kita juga fasilitasi sertifikat halal, itu tadinya cuma 150 orang sekarang 500 orang. Empat tahun ini sudah ribuan yang dapat fasilitasi sertifikasi halal,” ujarnya.

Pelatihan dan pembinaan terus dilakukan dengan menggandeng sejumlah marketplace besar. Beberapa program yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo pun membantu perkembangan UMKM.

Di antaranya Lapak Ganjar, Hetero Space, maupun inovasi kredit kerakyatan. Bahkan Hetero Space kini menjadi rumah nyaman bagi pelaku UMKM serta start-up dan memungkinkan keduanya berkolaborasi dalam mengembangkan bisnisnya.

Adapun guna membantu permodalan, BUMD maupun pihak swasta dilibatkan. Salah satunya menginisiasai Kredit Lapak, kredit plafon rendah yang memang dikususkan untuk ibu-ibu pedagang pasar tradisional dan ibu-ibu kreatif rumahan.

Data Dinkop UKM dari tahun 2013, tercatat ada 90.339 UMKM binaan Pemprov Jateng. Pada tahun 2022, terus berkembang dan jumlahnya mencapai 177.256 UMKM, didominasi produk makanan dan minuman.

Ema mengatakan, penyerapan tenaga kerja melalui UMKM terbukti efektif. Berdasarkan data Dinkop UKM, saat ini serapan tenaga kerja dari UMKM sebanyak 1.320.953 orang. Sedangkan pada tahun 2013 hanya 480.508 orang.

“Sangat efisien efektif. Satu UMKM saja kan paling tidak punya 2-3 tenaga kerja. Ini kan bagus jadi ada dampak positif juga untuk pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan,” tuturnya. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS