Tim Undip Olah Limbah Cair UKM Tahu di Grobogan Jadi Biogas untuk Listrik
Semarang, Jatengaja.com - Produksi tahu di desa Sugihmanik, Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan berkembang pesat seiring dengan bertambahnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tahu.
Di Desa Sugihmanik telah ada 30 UKM yang memprodusi tahu. Proses produksi tahu itu menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar yang dibuang ke sungai.
Padahal kandungan protein yang besar pada limbah cair tahu ini sangat banyak manfaatnya, namun karena pelaku UKM belum cara mengolah, maka dibuang ke sungai yang menimbulkan bau menyengat dan mengganggu lingkungan.
- Pemprov Jateng Terus Genjot GPM untuk Jaga Laju Inflasi dan Daya Beli Masyarakat
- Pemerintah Tak Naikan Tarif Listrik April hingga Juni 2024
- Peduli Korban Banjir di Kota Semarang, PT Pertamina Patra Niaga Beri Bantuan Makanan dan Bright Gas
- Stasiun Tawang Terendam Banjir, KAI Daop 4 Semarang Alihkan Penumpang ke Poncol
- Penjualan SIG Capai 40,62 Juta Ton pada 2023
Tim Universitas Diponegoro (Undip) melakukan perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan pada 2021 melakukan program mewujudkan pembangunan berkelanjutan di desa Sugihmanik melalui Green Circular Economy khusus UKM tahu.
Dengan merancang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk 22 UKM tahu melalui program Matching Fund Kedaireka Kemdikbuddikti pada tahun 2022 yang bertujuan mengurangi cemaran air dalam rangka konservasi air dan pemanfaatan digester untuk biogas sebagai energi yang ramah lingkungan.
Tahun 2023, tim Undip melakukan proses daur ulang limbah cair tahu menjadi biogas dan nata de soya serta mengolah limbah padat menjadi kompos.
Untuk mengoptimalkan biogas yang dihasilkan oleh IPAL, Pemkab Grobogan mengajak tim Undip untuk turut serta menambah pemanfaatan biogas dalam bentuk tambahan lima kompor biogas dan konversi biogas menjadi energi listrik yang dimanfaatkan untuk penerangan jalan umum.
Dengan adanya potensi limbah sapi yang ada di sekitar IPAL, maka dilakukan penambahan digester untuk limbah tahu dan limbah ternak sapi.
Program optimalisasi biogas dilakukan Prof. Dr. Sri Hartini, S.T., M.T. bersama timnya yang beranggotakan Dr. Muchammad, S.T., M.T; Dr. Diana Puspita Sari; dan Dr. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si dengan t menggandeng tim dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), yaitu Dr. Suroto Munahar, S.T., M.T. dan Bagiyo Condro Purnomo.
Prof. Sri Hartini berharap masyarakat dapat memelihara IPAL dengan baik, karena hasil listrik dan nyala api yang dihasilkan sangat terkait dengan kualitas biogas.
- Penjualan Semen PT SBI Tahun 2023 Naik 3,66 % dan Bukukan Laba Bersih Rp895 Miliar
- Gelar Gerakan Pangan Murah, BI dan TPID Jateng Jual Beras 24 Ton dengan Harga Murah
- Emas Antam Cetak Rekor Harga Penjualan Tertinggi, Tembus Rp1.208 Juta Per Gram
“Biogas yang dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas pemeliharaan IPAL sehingga perlu dijaga dengan baik,” katanya.
Menurut ia, kerja sama insan akademisi dengan pemerintah daerah diharapkan dapat terus berkelanjutan, karena masih banyak UKM tahu dan ternak Sapi yang belum terolah limbahnya sehingga cemaran di badan sungai belum teratasi secara tuntas.
“Masih terdapat lima titik lokasi yang ada di desa Sugihmanik, selain dusun Sendang Mudal. Sentra UKM Tahu di dusun Ringinsari dan Karangsari, sentra ternak sapi di dusun Tegalrejo, Kalitengah dan Karangsari,” ujarnya. (-)