Terkait Insiden di Wadas, Gubernur Jateng Meminta Maaf
Purworejo, Jatengaja.com – Atas insiden pengukuran lahan tambang di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Selasa (8/2), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Wadas.
"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat Wadas. Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman," kata Ganjar saat menggelar konferensi pers di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2).
- Penerapan PPKM Level 3 Ikuti Aturan Pusat
- Kapal Nelayan di Pelabuhan Tegal Menumpuk, Sulit Urus Izin Melaut
- Agree Kembangkan Ekosistem Pertanian secara Digital
Gubernur menegaskan dirinya bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi di Wadas itu. Termasuk terkait sejumlah masyarakat yang diamankan pihak kepolisian, dirinya meminta untuk dibebaskan.
"Saya intens komunikasi dengan Kapolda, Wakapolda, dan lainnya, memantau perkembangan yang ada di Purworejo khususnya Wadas. Kami sudah sepakat, masyarakat yang diamankan kemarin, hari ini akan dilepas untuk dipulangkan," ucapnya.
Ganjar menegaskan sudah menempuh proses panjang terkait pembangunan bendungan Bener ini. Selama proses itu, pihaknya membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat, khususnya mereka yang masih menolak.
Adapun Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, dalam peristiwa itu, pihaknya mengamankan sebanyak 64 orang. Warga yang diamankan itu saat ini ada di Polres Purworejo.
- Beasiswa Pijar Camp Leap-Telkom Persiapkan Talenta Digital Indonesia
- Rayakan Imlek, Komunitas EMPU Gelar Peragaan Busana di Klenteng Tay Kak Sie Semarang
- PPATK Sebut Transaksi Pinjol Ilegal di Indonesia Capai Rp6 Triliun
"Hari ini akan kita kembalikan kepada masyarakat agar tidak terjadi ketegangan antara masyarakat yang menerima dan yang tidak," katanya.
Kapolda menegaskan, tidak ada upaya penangkapan dan penahanan yang dilakukan. Pihaknya hanya mengamankan masyarakat agar tidak terjadi kericuhan.
"Karena saat pengukuran terjadi, antara warga yang pro dan kontra bergesekan. Mereka yang kontra dikejar-kejar oleh masyarakat yang menginginkan tanahnya dilakukan pengukuran. Makanya kami amankan ke sini. Hari ini akan kita kembalikan ke masyarakat," tuturnya. (-)