Terakselerasi Momen Nataru, Ekonomi Jateng pada Triwulan IV 2024 Tumbuh 4,96 Persen

SetyoNt - Minggu, 09 Februari 2025 20:49 WIB
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan terakselerasi Momen Nataru, Ekonomi Jateng pada Triwulan IV 2024 Tumbuh 4,96 Persen (Jatengaja.com/Istimewa)

Semarang Jatengaja.com - Perekonomian di Jawa Tengah pada triwulan IV (Oktober-Desember) 2024 terakselerasi dan tumbuh sebesar 4,96 persen (year on year/yoy). Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi pengeluaran.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 Februari 2025 mencatat perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2024 terakselerasi dan tumbuh sebesar 4,96 persen yoy,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2025).

Capaian ini, lanjut Rahmat meningkat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat sebesar 4,93 persen (yoy). Namun, masih lebih rendah dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).

Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi pengeluaran, sedangkan sektor pertanian menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi lapangan usaha.

“Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan sisi pengeluaran terutama berasal dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya,” ujarnya.

Konsumsi rumah tumbuh 5,26 persen (yoy) sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, berada pada level optimis (>100), yaitu 135,77.

Kinerja konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh peningkatan konsumsi pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta libur panjang, serta konsumsi pemerintah juga membaik dari triwulan sebelumnya meskipun masih terkontraksi.

Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan terutama berasal dari sektor Pertanian yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Kinerja Sektor Pertanian meningkat seiring dengan cuaca yang lebih terkendali di akhir tahun 2024 sehingga mendorong peningkatan produksi padi dan hortikultura. Lebih lanjut, Sektor Perdagangan pada triwulan laporan tumbuh dengan level pertumbuhan yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.

“Pertumbuhan sektor perdagangan didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat terutama pada saat momentum HBKN Nataru,” ujar Rahmat.

Untuk sektor Industri Pengolahan tetap memberikan kontribusi yang tertinggi dibandingkan LU lainnya, dengan pangsa sebesar 33,71% meski secara pertumbuhan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, kinerja LU Jasa Keuangan mengalami kontraksi, antara lain karena perlambatan pertumbuhan kredit perbankan pada Triwulan IV 2024.

“Secara keseluruhan, ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2024 tumbuh 4,95% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan 2023 yang sebesar 4,97% (yoy),” kata Rahmat.

Dari sisi pengeluaran, salah satu faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan adalah pertumbuhan sektor industri pengolahan padat karya yang relatif terbatas sehingga berdampak pada perlambatan konsumsi rumah tangga.

Meski demikian, kinerja LU Konstruksi dan Investasi meningkat, terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai di tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I.

Ke depan, ekonomi Jawa Tengah diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Pertumbuhan akan bersumber dari konsumsi rumah tangga, seiring dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi serta kenaikan gaji guru dan Aparatur Sipil Negara (ASN), baik pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI dan Polri serta pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang sudah dianggarkan dalam RAPBN 2025.

LU Pertanian diperkirakan cuaca di tahun 2025 relatif lebih terkendali dibandingkan tahun 2024 sehingga menurunkan potensi risiko gagal panen.

Selain itu, Pemprov Jateng berkomitmen mendukung program swasembada pangan dengan penandatanganan deklarasi kesepakatan peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT), di mana target luas tanam pada 2025 mencapai 2,3 juta hektare.

“Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah-langkah yang lebih strategis dan sinergi kebijakan antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia, serta keterlibatan pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” ujar Rahmat. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS