Telkom Ambil Posisi Jadi Pemain Besar di Industri Data Center
Jakarta, Jatengaja.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) semakin memantapkan langkah mengambil porsi dan menjadi pemain besar di industri data center. Salah satu upayanya adalah dengan membangun NeutraDC Hyperscale Data Center (HDC) di Batam, Desember tahun lalu.
Tak hanya memiliki kapasitas besar dengan standar tier 3 dan 4, HDC Batam ini juga akan menjadi bagian dari ekosistem data center TelkomGroup yang terhubung dengan data center domestik dan internasional, edge data center, dan hyperscale data center di Cikarang.
Menurut Direktur Wholesale & Intenational Service Telkom, Bogi Witjaksono, dalam dua tahun ke depan, TelkomGroup akan fokus untuk memperkuat dan mengembangkan data center yang dimilikinya untuk menangkap peluang pasar pemain digital global.
- Ikuti SIG Video Kreatif, Berhadiah Sepeda Listrik, iPhone 13 Pro, Kamera Sony, dan Lainnya
- Undip Terjunkan 2.645 Mahasiswa KKN di Sejumlah Daerah di Jateng
- Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko Dilanjutkan, 5 Desa di Blora Kena Dampak Genangan
TelkomGroup berupaya untuk memastikan pembangunan dapat segera rampung, data center tersebut terutilisasi, dan menjadi pemain data center yang diperhitungkan di pasar Asia Tenggara hingga regional. Dengan demikian langkah untuk mewujudkan kedaulatan digital nasional dapat diakselerasi.
Dikatakan, salah satu kunci keberhasilan data center adalah tingkat efisiensi dalam penggunaan energi.
“Ke depannya semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green). Kita akan buktikan, pada 2024 pertengahan paling lambat data center berbasiskan energi biru dan ramah lingkungan akan ada di Indonesia,” tuturnya dalam keterangan pers, Rabu (4/1/2023).
Green Energy
Terkait dengan teknologi energi terbarukan dan green energy ini, Telkom bekerja sama dengan Medco dan nantinya saat distribusi akan melibatkan PLN. Tak hanya itu, Telkom pun bekerja sama dengan Singtel yang juga pemain lama data center di Singapura. Bersama-sama, kedua pihak siap menangkap potensi kebutuhan spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya, selain juga untuk memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia.
- 22 Desa di Boyolali Naik Kategori Jadi Desa Mandiri
- Bahan Baku Kerajinan Melimpah di Kabupaten Semarang, Perlu Kreativitas Perajin
- Berikut 5 Makanan di Indonesia yang Viral Selama Tahun 2022
Bogi mengatakan, pada tahun 2030 nanti Indonesia setidaknya membutuhkan minimal 1,200 MegaWatt atau 1,2 GW data center. Ini menjadi peluang sangat besar yang tidak lepas dari peran demografi yang menyebabkan kebutuhan tersebut kian meningkat. Telkom dalam hal ini dapat menjadi bagian dari pemain dominan dan bergerak cepat untuk membangun ekosistem data center.
“Semua lini kehidupan kita itu ke depan akan menjadi terkoneksi secara digital. Basis datanya diperkirakan dari IoT maupun devices itu jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan kita sekarang yang ada di broadband biasa. Telkom sebagai agen pemerintah dalam hal digitalisasi harus berpikir beyond, tidak hanya membangun data center tapi lebih ke membangun ekosistemnya demi membangun negeri ini untuk digital sovereignty,” tutur Bogi. (-)