Presiden Jokowi Sebut Indonesia Punya 2.346 Start Up, Terbanyak Kelima di Dunia
Jakarta, Jatengaja.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Indonesia serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat. Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 start up, terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” katanya dalam pertemuan bersama sejumlah pemimpin negara Association of South East Asian Nations (ASEAN) dengan para pengusaha Amerika Serikat (AS) di Intercontinental the 95% Penerima Pembiayaan Ultra Mikro adalah Perempuan
- Menurut BI Perekonomian Jateng Triwulan I Januari-Maret 2002 Tumbuh 5,16%, Lebih Baik Tinggi dari Nasional
- Selama Pandemi, Remaja dan UMKM Kelompok yang Rentan Finansial
- Kebakaran Puluhan Kapal di Cilacap, Diduga Ada Unsur Kelalaian
- Puluhan Kapal Nelayan di Cilacap yang Terbakar Tak Miliki AsuransiHotel, Washington DC Amerika Serikat, Kamis, 12 Mei 2022.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga memastikan agar G20 dapat bekerja sebagai pelopor perubahan pemulihan ekonomi global. Serta berharap agar perusahaan besar Amerika Serikat dapat bekerja sama dengan ASEAN.
“Saya berharap para Chief Exceutive Office (CEO) perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa Indonesia berpotensi menjadi kekuatan dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital. Selain itu, sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja.
"Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ungkap Presiden dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet Jumat, 13 Mei 2022.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.
Tidak hanya itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau, pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal yang sangat melimpah.
“Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” tegas mantan Wali Kota Solo.
G20 atau bisa disebut Group of Twenty merupakan sebuah forum kerja sama ekonomi Internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Desi Kurnia Damayanti pada 13 May 2022