Penerimaan Pajak Lesu

Sulistya - Selasa, 25 Juni 2024 11:14 WIB
Ilustrasi pajak digital.

Jakarta, Jatengaja.com - Realisasi pendapatan negara turun 7,1% hingga Mei 2024 menjadi Rp1.123,5 triliun, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp1.209 triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal ini dipicu anjloknya seluruh komponen pendapatan negara. Penerimaan pajak terkontraksi 8,4% jadi Rp760,4 triliun dari Mei 2023 sebesar Rp830,5 triliun. Realisasi pada Mei 2024 juga setara dengan 36,2% dari target pajak tahun ini yakni Rp1.988,9 triliun.

"Kita lihat pendapatan negara sampai akhir Mei memang mengalami tekanan, yaitu growth nya negatif 7,1 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Senin 24 Juni 2024.

Sementara itu, dari sisi penerimaan kepabeanan dan cukai baru Rp109,1 triliun, atau turun 7,8% dibanding Mei 2023 yang sebesar Rp118,4 triliun. Dibanding target tahun ini yang dipatok sebesar Rp321 triliun pun baru terealisasi 34%.

Adapun untuk penerimaan negara bukan pajak atau PNBP baru terealisasi Rp251,4 triliun atau turun 3,3% dari realisasi Mei 2023 yang sebesar Rp260 triliun. Dibanding target tahun ini yang sebesar Rp492 triliun sudah terealisasi sebesar 51,1%.

Dari sisi PNBP juga mengalami penurunan 3,3%, lagi-lagi karena sumber daya alam yang merupakan penerimaan cukup besar dari PNBP, kemudian untuk kepabeanan dan cukai mengalami kontraksi 7,8%, ini situasi yang sedang berjalan di 2024.

Makan Bergizi Gratis Telan Rp71 Triliun

Sri Mulyani telah mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis yang direncanakan akan diluncurkan pada 2025.

"Untuk prostur APBN sudah dimasukkan dan disepakati oleh presiden terpilih dengan anggaran awal Rp71 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Jakarta pada Senin, 24 Juni 2024.

Sri Mulyani juga mengklaim program-program prioritas, termasuk program makanan bergizi gratis, dapat terakomodasi dalam Rancangan APBN 2025.

Anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program ini juga telah dipertimbangkan dalam rencana defisit APBN, yang diproyeksikan berada di kisaran 2,29% hingga 2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengungkapkan bahwa defisit fiskal APBN Indonesia pada 2023 sebesar 1,65% dari PDB, dengan target untuk tahun 2024 meningkat menjadi 2,29% dari PDB.

“Pemerintah juga tetap komitmen pada budget di mana defisit budget tahunan akan terjaga di bawah 3 persen dari PDB," terang Airlangga, di Jakarta.

IMF memproyeksikan defisit anggaran Indonesia sekitar 2,2% pada tahun 2024, angka tersebut lebih rendah dibandingkan banyak negara maju dan berkembang.

Berikut adalah perbandingan defisit APBN Indonesia dengan beberapa negara lain:

- India: -7,9%
- China: -7,16%
- Amerika Serikat: -6,67%
- Jepang: -6%
- Thailand dan Filipina: -4%
- Malaysia: -3,5%
- Norwegia: -10,13% (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 25 Jun 2024

Editor: Sulistya
Bagikan

RELATED NEWS