Pemkot Semarang Rutin Pantauan Agar Tak Ada Spekulan Bermain Bahan Pokok
Semarang, Jatengaja.com – Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin menuturkan, hingga saat ini belum ditemukan spekulan bahan pokok menjelang liburan akhir tahun. Agar tidak ada spekulan bermain-main, pihaknya rutin menggelar pemantauan di lapangan.
Pantauan bekerjasama dengan Babinsa, Babinkamtibnas, lurah, dan camat di seluruh wilayah Kota Semarang.
“Kami rutin melakukan pemantauan di lapangan agar tidak ada spekulan yang berani bermain-main," tutur sekda saat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan OPD Kota Semarang melakukan tinjauan pasar di Pasar Peterongan dan Pasar Jatingaleh.
Dikatakan, pemantauan rutin sebagai upaya guna memastikan harga dan stok kebutuhan bahan pokok tetap aman.
“Sampai saat ini, semua pasokan bahan pangan di Kota Semarang terpenuhi dan tidak ada kekurangan sedikitpun. Semuanya tersedia untuk konsumsi masyarakat Kota Semarang,” kata Iswar.
- Jelang Liburan, Stok Pangan di Temanggung Dipastikan Aman
- Sragen Catat 739 Kasus TBC, Butuh Penanganan Bersama
- Pemerintah Siapkan Rp470 Triliun untuk Dana Bansos 2023
Dalam tinjauan, diketahui harga bahan pangan masih berada dalam batas normal, meskipun ada beberapa bahan pangan yang mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan yang ada terbilang kecil yakni sekitar 5-10 persen dari harga biasanya. Misalnya harga telur di Pasar Peterongan Rp 28 ribu per kilogram, sementara di Pasar Jatingaleh Rp 30 ribu per kilogram.
"Tadi kita lihat ada kenaikan harga sedikit di beberapa bahan pangan, yaitu beras yang utama, kemudian telur, dan beberapa sayuran. Kenaikan harga masih relatif wajar dan tidak begitu signifikan. Ketersediaan semuanya juga masih aman,” tuturnya.
Pihaknya akan terus melakukan pengawasan terkait dengan ketersediaan maupun distribusi pangan yang ada di Kota Semarang. Harapannya, kestabilan harga dan stok bahan pangan di Kota Semarang ini akan tetap stabil hingga momentum Natal dan tahun baru nanti, serta tidak ada oknum baik dari produsen maupun distributor yang memanfaatkan momentum Nataru ini untuk menaikkan harga secara berlebihan. (-)