Pasar Rumah Pada 2022 Diprediksikan Didominasi Segmen Menengah Harga di Bawah Rp1 M
Jakarta, Jatengaja.com - Pasar rumah pada 2022 diprediksikan bakal didominasi segemen menengah (middle), dengan antara Rp300 juta hingga Rp1 miliar setelah selama tiga kuartal berturut-turut, pasar rumah didominasi segmen menengah ke atas (middle up).
Prediksi ini disampaikan CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda setelah penjualan rumah pada kuartal IV-2021 paling banyak di segmen menengah atau pada rentang harga Rp300 juta-Rp1 miliar per unit. Sedangkan penjualan rumah pada segmen menengah ke atas dengan harga di atas Rp1 miliar berkurang.
Adapun pada kuartal IV-2021 pergerakan pasar rumah pada segmen menengah di harga Rp500 juta-Rp1 miliar tumbuh positif sampai 25,5%. Kemudian, disusul oleh segmen menengah dengan harga Rp300-Rp500 juta yang tumbuh sebesar 25%, dan pasar di harga kurang dari Rp300 juta sebesar 24,8%.
“Seperti prediksi sebelumnya ada kemungkinan pasar akan kembali membumi dengan target end user pada pergerakan pasar di masa depan. Meskipun segmen yang lebih rendah ini belum mebentuk tren yang stabil,” kata Ali dalam webinar, Selasa, 18 Januari 2022.
- Polda Jateng Ringkus 2 Wanita Pelaku Arisan Bodong Secara Online Senilai Rp4 Miliar
- Presiden Jokowi Beri Nama Ibu Kota Negara Baru Nusantara
- Diduga Lakukan Pelanggaran Etika, Kapolda Jateng Copot Kasatreskrim Polres Boyolali
Penjualan rumah ready stock pada kuartal tersebut juga terlihat membaik dengan pertumbuhan hingga 76,8% quarter to quarter (qtq). Hal ini merupakan respons positif melanjutkan tren yang sebelumnya, atau sejak diberlakukan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) pada Maret 2020.
Di sisi lain, Ali menambahkan, pasar properti sejatinya tidak pernah kehilangan daya beli karena nasabah masih banyak menabung meski dari segi kredit pemilikan rumah (KPR) menunjukkan pertumbuhan sedikit yang melandai.
“Celah antara nasabah yang masih menabung dan jumlah KPR yang sedikit tersebut harus segera ditindaklanjuti agar jangan disimpan dalam bank saja supaya properti bisa jalan,” kata dia.
Fakta lain yang menarik, penjualan properti pada 2020 menurun dari segi penjualan unit dibandingkan dengan 2017, yang pada saat itu properti juga dalam keadaan landai. Meski begitu, dari nilai penjualan justru pada 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan 2017.
Selanjutnya, pada 2021, penjualan rumah relatif tumbuh terbatas mencapai 27,3%, atau lebih tinggi dari tahun 2020 dengan kenaikan nilai penjualan sebesar 69%.
“Sebetulnya tren kebangkitan properti itu mulai dari 2021. Ituharus kita jaga sampai di 2022 dan mungkin puncaknya ada di 2023,” tambahnya.
Tren Minat Pencarian Properti Meningkat
Dalam webinar yang sama, turut hadir CEO 99 Group Indonesia Wasudewan yang memparkan bahwa terjadi peningkatan pencarian properti pada 2020-2021.
“Kita sama-sama tahu kalau Banten, Tangerang Selatan sedang terjadi pembangunan infrastruktur salah satunya Tol Serpong-Balairaja, kemudian di Sleman dengan adanya Tol Solo-Yogyakarta," tambah CEO 99 Group Indonesi Wasudewan pada saat yang sama.
Ada 10 lokasi yang menjadi primadona dalam pencarian properti selama priode tersebut, berikut rinciannya.
1. Provinsi banten, Kota Tangerang Selatan sebanyak 117%
2. Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Sleman tumbuh hingga 48%
3. Jawa Timur, Kota Surabaya meningkat hingga 38%
4. DKI Jakarta yang berada di Jakarta Pusat dengan tumbuh meningkat 29%
5. DKI Jakarta yaitu Kota Jakarta Utara meningkat 27%
6. Jawa Barat, Kota Bandung meningkat sampai 26%
7. Bali, Denpasar meningkat 20%
8. Jawa Tengah, Semarang meningkat sebanyak 16%
9. DKI Jakarta, Jakarta Barat meningkat 16%
10. Jawa Barat, Bogor meningkat 7%
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Liza Zahara pada 19 Jan 2022