Museum Desa di Kawasan Candi Borobudur Magelang Ajak Pengunjung Menikmati Kehidupan Masa Lalu
Magelang, Jatengaja.com -Telah hadir destinasi wisata baru di wilayah kawasan Candi Bororbudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yakni Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur.
Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur yang menawarkan edukasi sejarah kehidupan masyarakat pedusunan masa lampau, dalam konsep kekinian, tepatnya berada di Desa Karangrejo Kabupaten Magelang.
Pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, Umar Chusaini menjelaskan, museum desa memberikan edukasi tentang sejarah kepada wisatawan, utamanya generasi muda.
- Selama 2024, Polda Jateng Berhasil Ungkap Ribuan Kasus Narkoba dan Selamatkan 600.000 Jiwa
- Sejumlah Penulis Terbitkan Kumpulan Esai Seratus Tahun Kafka
- Pengamatkan Transportasi Nilai Pemerintah Tak Serius Tangani Karut Marut Angkutan Logistik
- Rumah BUMN BRI Pekalongan Dukung Pertumbuhan 1.000 UMKM Lokal
- Dugaan Kriminalisasi Terhadap Alex Denni, Eks Deputi KemenPANRB di Kasus PT Telkom
Isi dari Museum Desa, lanjut Umar, menggambarkan kehidupan masa lalu, peninggalan nenek moyang sebelum Indonesia merdeka, seperti bentuk rumah petani Jawa, joglo limasan, berbagai peralatan pertanian, perabot rumah tangga, pusaka, kitab kuno dan lainnya.
“Apa yang ada di desa, terutama Karangrejo, juga ditampilkan di museum ini, seperti rumah petani, rumah masyarakat biasa,” katanya dilansir jatengprov.go.id, Minggu (29/12/2024).
Pembukaan Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur dilaksanakan, Kamis (26/12/2024) dengan pertunjukan teatrikal barong kuda lumping oleh sejumlah seniman, dilanjutkan aksi melukis mural pada mobil.
Lebih lanjut Umar menjelaskan, Selain itu juga menampilkan ribuan koleksi benda benda kuno yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Borobudur dan sekitarnya, juga berbagai karya seni hasil karya para seniman saat ini.
“Semua karya seni itu merupakan suatu kebanggaan dari kreativitas dan imajinasi seniman di sekitar Candi Borobudur, seperti patung Budha terkecil, keris terkecil, patung, dan berbagai lukisan kanvas. Ada benda-benda seni yang lain, dari seniman yang tinggal di Borobudur dan sekitarnya,” ujarnya
Umar menambahkan, semua benda yang dipamerkan merupakan koleksi pribadi dari proses panjang selama puluhan tahun.
“Sedangkan koleksi paling tua yang dipamerkan sementara ini, adalah buku tulisan tangan beraksara Jawa kuno yang diperkirakan ada sejak abad ke-17 dari daerah Temanggung,” katanya.
Karena semua benda yang dipajang berusia tua dan butuh biaya perawatan, maka pihak pengelola Museum Desa berencana menerapkan tiket masuk yang cukup terjangkau, yakni sekitar Rp20.000/orang.
Pengunjung akan dimanjakan dengan nostalgia dan pengetahuan berbagai sejarah leluhur, dari dusun-dusun yang kini sulit didapatkan.
Seorang pengunjung Museum Desa, Noer Ayudia Ajeng menyatakan merasa kagung karena dapat merasakan seperti berada di zaman dulu.
“Pertama kali tahu ada museum desa langsung datang. Apalagi ini seperti suasana zaman dulu banget. kita seperti dibikin kagum tak cuma tempat bisa untuk foto foto tapi ada edukasinya,” ujarnya. (-)