Menteri BUMN Erick Thohir Sebut 9 Pekerjaan Ini Paling Dibutuhkan
Jakarta, Jatengaja.com - Di era digitalasi saat ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan ada sembilan jenis pekerjaan yang paling dicari di masa depan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Sembilan pekerjaan itu antara lain, pengembabangan perangatgkat lunak, analis big data, ahli keceredasan buatan (articial intelligence/AI). Hal itu disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir dalam Kuliah Umum ‘Kebangsaan Kerja Besar untuk Indonesia Maju’ di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung beberapa waktu lalu.
Menurut Erick Thohir pemerintah menargetkan ketersedian sebanyak 17 juta tenaga kerja talenta digital pada tahun 2024 seiring dengan upaya untuk mendorong transformasi ekonomi digital.
- Mau Jadi Agen Minyak Goreng Rp14.000? Berikut Cara Mendaftarnya
- UMKM Magelang Dibantu Layanan Akses Internet Broadband
- Saydoc RS Margono Soekarjo Purwokerto Masuk 99 Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik
- KPPU – Pemprov Jateng Bersinergi Pencegahan dan Penegakan Hukum Persaingan Usaha
- Beli LPG Pakai MyPertamina Masih dalam Pengembangan
“Ke depan segala aspek kehidupan akan beririsan dengan teknologi. Seluruh masyarakat dunia akan memasuki era yang berbeda di mana teknologi menjadi dominan,” Erick dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube TVUPI Digital, Jumat, 1 Juli 2022.
Berikut sembilan pekerjaan yang paling dibutuhkan.
1. Data scientist dan analyst
2. Ahli kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)
3. Pengembang perangkat lunak (software) dan game
4. Analis big data
5. Pengembang blockchain
6. Peneliti market
7. Spesialis pemasaran digital
8. Pengembang bioteknologi
9. Kreator konten
Menteri BUMN, Erick Thohir juga menyebutkan ada juga sembilan jenis pekerjaan yang diprediksi akan hilang di tahun 2030, dan daftarnya bisa dilihat di sini.
Erick menjelaskan, dari hasil studi di Amerika Serikat, Jerman, dan Australia, diungkapkan bahwa akan lebih banyak pekerjaan yang hilang dibandingkan yang tumbuh karena faktor digitalisasi.
"Di Amerika saja akan hilang 6,1 juta. Nah, inilah kenapa saya juga galau. Kalau kita hanya penonton. Ini bukan eranya kita jadi penonton," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam laporan "The Future of Jobs 2020" yang dirilis oleh World Economic Forum, pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan disrupsi pada dunia kerja.
Pandemi COVID-19 telah mendorong digitalisasi untuk berbagai sektor dan hal itu pun mendorong perubahan pola kerja industri.
Pada gilirannya, di masa nanti akan ada banyak pekerjaan yang digantikan oleh teknologi. Namun, di sisi lain, akan ada banyak juga jenis pekerjaan baru yang tumbuh karena dorongan digitalisasi. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 02 Jul 2022