Mengapa Arsjad Rasjid Bawa Indika Energy (INDY) Tinggalkan Bisnis Hitam Batu Bara? Ternyata Ini Alasannya
JAKARTA - Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY) Arsjad Rasjid menyatakan bahwa transisi bisnis perseroan menuju bisnis yang ramah lingkungan dari sebelumnya pertambangan batu bara diilhami dari temuan artikel puterinya tentang sisi lain bisnis batu bara.
Pada satu kesempatan usai makan siang dan minum kopi bersama puteri ketiganya, sang anak menunjukkan smartphone-nya yang berisi artikel berjudul "100 Killers of The World". Awalnya Arsjad cuek dan tak menanggapi, sampai akhirnya ia memperbesar artikel tersebut dan terpampang namanya dalam daftar “pembunuh dunia" tersebut.
Perbincangan mereka berlanjut setibanya di rumah. Sang anak yang saat itu masih bersekolah banyak menanyakan tentang isu lingkungan. Perbincangan itu meningglkan kesan yang cukup dalam bagi Arsjad. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengajak seluruh dewan direksi INDY untuk mengubah haluan core business mereka ke depan.
- Bisakah Indonesia Memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir?
- Djarun Grup Gelontorkan dana Rp800 Miliar Untuk Beli Aset Fiber Optik
- Lewat Anak Usaha, Indika Energy (INDY) Bentuk Perusahaan Kesehatan
“To be very frank, yang mengubah Indika Energy menjadi energizing Indonesia atau menyinari pembangunan Indonesia secara berkelanjutan waktu puteri saya nomor 3, kasih handphone ke saya. Pah, pah, coba buka itu pah, saya buka itu tulisannya judulnya ‘100 Killers of the World’. Saya balikin lagi ke dia hp-nya apaan sih nih?," kata Arsjad saat diwawancara TrenAsia.com, Kamis, 24 November 2022.
“Dia bilang lihat dulu Pah, coba gedein. Pas saya gedein saya lihat nama saya di situ. Kenapa? Karena kita berusaha dalam batu bara. Jadi dianggapnya kan batu bara itu hitam. Jadi dianggapnya sebagai pembunuh. Akhirnya gara-gara itu sih sebenernya ya cukup dalam. Saya gak akan pernah lupa itu," lanjut Arsjad.
Usai obrolan dengan puterinya itu, Arsjad bertemu dengan dewan direksi (board) dan meyakinkan mereka agar manajemen harus melihat kembali strategi bisnis ke depan. Singkat cerita, akhirnya manajemen sepakat mendeklarasikan perseroan komitmen menuju Net Zero Emission pada tahun 2050 mendatang, lebih progresif dari target pemerintah Indonesia pada 2060.
Dari titik itu, perubahan strategi anak-anak usaha sudah mulai diubah. Grup Indika mulai memasuki bisnis energi terbarukan seperti solar, transisi energi lewat elektrifikasi dengan menghadirkan motor listrik Alfa dan segera memproduksi bus listrik.
Tercatat sejak 2018, INDY melakukan diversifikasi ke sektor non-batu bara, rendah karbon dan berkelanjutan. Lini bisnis tambang, EPC dan jasa migas lewat PT Tripatra Engineering dan PT Petrosea Tbk perlahan ditinggalkan dan didivestasi.
- Tim Bulutangkis SIWO PWI Jateng Raih Emas dan Perunggu Porwanas 2022
- Produk Wedang Rempah Asal Magelang Tembus Jepang Setelah Ikuti Lapak Ganjar
- Percepatan Pembangunan Tol Semarang-Demak, Ganjar Bentuk Timsus
Saat ini Grup Indika pun fokus ke lima lini usaha yakni energi lewat Kideco Jaya Agung, mineral lewat Nusantara Resources LTD, digital lewat Zebra CrossTeknologi, logistic lewat Interport Mandiri Utama, dan green lewat Empat Mitra Indika Tenaga Surya/ EMITS.
Emiten energi satu ini juga fokus menggarap bisnis natural based solution misalnya hutan tanam industri energi untuk bio mass, kehutanan dan hortikultur sebagai bagian dari ekonomi sirkular dengan menggandeng petani rakyat sembari merangkul UMKM.
“Begitupun dengan EV, kita juga ingin membangun bersama-sama supaya ada ekosistem yang harapannya industri kecil dan menegah bisa berpartisipasi di dalamnya. Jadi itulah yang dilakukan Indika hari ini,” kata Arsjad.