Kredit Konsumsi Melambat, Nasabah Tarik Tabungan
Ilustrasi/Media Konsumen
undefinedJakarta, Jatengaja.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tengah menjadi sorotan publik dan menimbulkan keresahan di masyarakat usai melakukan pemblokiran rekening nasabah.
Ternyata berdasarkan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dalam laporannya "Indonesia Economic Outlook Q2-2025" menunjukkan tabungan alias simpanan nasabah individu di perbankan terkontraksi sepanjang kuartal I 2025.
Adapun simpanan nasabah perorangan mengalami kontraksi sebesar 1,09% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2025. Tren ini mencerminkan tekanan pada kondisi keuangan masyarakat, di mana tabungan digunakan untuk membiayai kebutuhan pokok seperti makanan, listrik, air, dan transportasi.
- BRI Hadir di Taipei, Perkuat Layanan Keuangan untuk PMI di Taiwan
- GM Telkom Witel Semarang Jateng Utara Sabet Penghargaan pada Ajang Semarang Marketing Festival 2025
- 100 Wartawan Ikuti Roadshow Lomba Pewarta dan Foto 2025 yang Digelar Astra di Solok
"Hal ini menunjukkan bahwa banyak individu menarik dananya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jangka pendek," kata LPEM FEB UI dalam laporannya "Indonesia Economic Outlook Q2-2025", dikutip pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Pertumbuhan kredit pada kuartal I 2025 berada di kisaran satu digit setelah empat kuartal berturut-turut pada 2024 mencatatkan pertumbuhan dua digit.
LPEM FEB UI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 9,1% (yoy) pada kuartal I 2025, melambat dibandingkan 10,70% (yoy) pada kuartal I 2024.
Alasan perlambatan ini turunnya tingkat pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja tumbuh 7,52% (yoy) pada kuartal I 2025, turun dari 8,84% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Sektor Konstruksi
Pelemahan ini dapat terlihat pada kredit modal kerja sektor konstruksi yang terkontraksi 7,42% (yoy), sejalan dengan perlambatan aktivitas investasi bangunan dan konstruksi.
Sementara itu, kredit konsumsi juga menunjukkan penurunan kinerja, tumbuh 10% (yoy) pada kuartal I 2025 dibandingkan 10,70% pada kuartal IV 2024.
LPEM FEB UI menyatakan, perlambatan kredit konsumsi sebagian besar disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, tercermin dalam pelemahan indikator konsumsi rumah tangga.
- Festival Layang-Layang Internasional Bakal Digelar di Kota Semarang untuk Meriahkan Hari Jadi Provinsi Jateng
- MUI Jateng Keluarkan Fatwa Haram Usaha Peternakan Babi
- BRI Fasilitasi UMKM Lokal Jadi Pemasok Resmi Program MBG
Selain itu, kredit untuk pembelian rumah alias kredit pemilikan rumah (KPR) mengalami perlambatan dengan pertumbuhan menjadi 9,90% (yoy) pada kuartal I 2025 dibandingkan 9,97% (yoy) pada kuartal IV 2024.
Di sisi lain, kredit investasi menjadi satu-satunya komponen yang mencatatkan peningkatan pertumbuhan, yaitu menjadi 13,73 persen (yoy) pada kuartal I 2025 dari 13,67% (yoy)
pada kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kredit yang berkelanjutan pada sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan, yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 38,11% (yoy) dan 8,99% (yoy) pada kuartal I 2025. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 08 Aug 2025