Kota Semarang Jadi Proyek Percontohan Teknologi Wolbcahia Guna Redam Penyakit Demam Berdarah

SetyoNt - Senin, 20 November 2023 16:43 WIB
Kota Semarang Jadi Proyek Percontohan Teknologi Wolbcahia Guna Redam Penyakit Demam Berdarah (dok. Kementerian Kesehatan)

Semarang, Jatengaja.com - Kementerian Kesehaan menetapkan Kota Semarang, Jawa Tengah sebagai salah satu dari lima kabupaten/kota mejadi proyek percontohan penerapan teknologi nyamuk aedes aegypti wolbachia.

Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun mengusung tagline WINGKO SEMARANG atau Wolbachia Ing Kota Semarang dalam upaya pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan teknologi wolbachia.

Teknologi wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, zika, dan chikungunya dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus tersebut tidak menular ke manusia.

Cara kerjanya jika nyamuk aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina lokal tanpa wolbachia maka virus pada nyamuk betina akan terblok.

Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Dari hasil uji coba teknologi wolbcahia yang dilakukan Kementerian Kesehatan di Yogyakarta dan Bantul. Hasilnya terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77% dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%.

Hasil kajian risiko yang dilakukan oleh tim pakar independen untuk Teknologi Wolbachia menunjukan bahwa teknologi ini masuk pada risiko sangat rendah, di mana 30 tahun mendatang peluang peningkatan bahaya dapat diabaikan.

Sebagai proyek percontohan pada, 8 September 2023 dilakukan penyebaran pertama nyamuk Wolbachia serentak di 12 kelurahan Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

Kemudian pada 23 Oktober 2023 di 11 Kelurahan di Kecamatan Banyumanik, serta akan dilaksanakan rilis juga di 16 Kelurahan di Kecamatan Gunungpati pada tanggal 21 November 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam menegaskan dampak dari pelepasan liaran nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia memang belum bisa langsung dirasakan.

“Dampak penurunan kasus baru demam berdarah bisa dirasakan minimal satu tahun setelah proses implementasi selesai,” ujarnya dilansirdari semarangkota.go.id, Senin 20 November 2023.

Hakam menambahkan, sebagai gambaran kasus demam berdarah di Kecamatan Tembalang periode Januari sampai September cenderung mengalami penurunan diangka 51 kasus, dibandingkan tahun 2022 dengan periode yang sama terdapat 98 kasus.

Demikian di Kecamatan Banyumanik periode Januari sampai September dimana penderita DBD ada di angka 83 di tahun 2022 namun dalam periode yang sama turun menjadi 29 kasus di tahun 2023. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS