Jakarta, Jatengaja.com - Matahari diperkirakan akan melintas tepat di atas Kabah pada 15 dan 16 Zulhijah yang bertepatan pada 15 dan 16 Juli 2022.

Oleh karenanya, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau agar masyarakat melakukan cek ulang arah kiblat pada 15 dan 16 Juli mendatang.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib menyatakan peristiwa matahari melintas di atas Kabah dikenal dengan istilah Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat.

• Mi Instan Indonesia Dikabarkan Ditolak Masuk ke Taiwan Diduga Kandung Pestisida
• Ribuan Umat Muslim Warga Muhammadiyah Kota Semarang dan Solo Laksanakan Sholat Iduladha
• Ini Deretan Nama Wanita Tajir di Dunia, Kekayaannya Capai Rp1.120 Triliun
• Kapolda Jateng Lantik 612 Bintara Polri, Sebanyak 20 Orang Akan Ditugaskan di IKN
• Puncak Haji di Arafah, 51 Jemaah Haji Dibadalhajikan Karena Wafat dan Sakit Berat

“Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Matahari melintas tepat di atas Kabah sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus di mana saja akan mengarah lurus ke Kabah,” katanya dilansir dari kemenag.go.id, Minggu 10 Juli 2022.

Mantan Kakanwil Kemenag Jawa Barat ini menambahkan, berdasarkan tinjauan astronomi/ilmu falak terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memverivikasi arah kiblat.

Teknik tersebut di antaranya dengan mengunakan kompas theodolite serta fenomena posisi matahari tepat di atas Kabah.

“Umat Islam yang bertempat tinggal di Wilayah Waktu Indonesia Timur tidak mendapatkan peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat karena matahari sudah terbenam sehingga tidak dapat menghasilkan bayang-bayang benda,” ujar Adib.

Kemenag, imbuh Adib mengimbau umat Islam yang mempunyai pedoman arah kibrat dapat menyesuaikan dengan arah bayang-bayang benda tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kibla tadalah, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau mengunakan lot/bandul.

“Permukaan dasar harus datar dan rata serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG,RRI dan Telkom,” tandasnya.