Gubernur Ganjar Harapkan Kota Pekalongan Jadi Pusat Batik Dunia

SetyoNt - Rabu, 05 Oktober 2022 17:26 WIB
Gubernur Ganjar (dua dari kanan) Harapkan Kota Pekalongan Jadi Pusat Batik Dunia (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Pekalongan, Jatengaja.com - Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng) diharapkan dapat menjadi pusat industri batik tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.

Sebab semua tentang batik dapat ditemukan di Kota Pekalongan mulai dari tempat belajar, membatik, sampai menjual batik.

Harapan ini disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berharap usai membuka ‘Pameran Batik Nusantara 2022’ di GOR Jetayu, Kota Pekalongan, Rabu (5/10).

"Saya berharap Kota Pekalongan bisa menjadi pusat batik dunia. Mau belajar membatik, mendesain, melihat sejarah, termasuk ketika mau kulakan batik sehingga all about batik ada di Kota Pekalongan,” harapnya.

Potensi Kota Pekalongan menjadi pusat batik dunia, lanjut Ganjar sudah dimiliki kota yang memang mendapat julukan Kota Batik karena ada sekitar 47 ribu pembatik dengan 101 sentra batik.

Acara ‘Pameran Batik Nusantara 2022‘ ini juga menjadi momentum untuk menciptakan pusat batik dunia di Kota Pekalongan.

“Fasilitasi dari pemerintah menjadi penting agar harapan Kota Pekalongan menjadi pusat batik dapat terwujud,” ujarnya.

Di tengah perkembangan zaman ini, Ganjar mengajak para pembatik untuk memanfaatkan teknologi baik untuk desain maupun produksi batik. Tentu saja dengan tidak meninggalkan batik yang dibuat dengan canting karena value-nya juga sangat tinggi.

Selain menggunakan teknologi dalam produksi batik, para penjual batik untuk mulai memasarkan produk melalui digital. Untuk hal ini tentu harus ada perbaikan dan inovasi desain dan cara pemasaran.

"Kita musti menggunakan teknologi dan masuk ke pemasaran digital sehingga desain harus diperbaiki, cara menampilkan produk harus dengan foto yang bagus. Ini harus dilatih,” ujar Ganjar.

Guna menambahkan mendukung perbaikan dan inovasi desain batik. Oleh karenya lebih banyak sekolah yang menyediakan pendidikan desain. Sebab desainer harus ada peremajaan sehingga model-model yang dihasilkan beragam.

“Perlu ada sekolah dengan jurusan desain batik di Kota Pekalongan. Saat ini sudah ada di perguruan tinggi, tinggal lebih banyak workshop sehingga semua orang bisa belajar batik,” katanya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS