Angka Kematian Ibu Pada 2022 di Rembang Terendah Sepanjang Sejarah

SetyoNt - Jumat, 13 Januari 2023 14:38 WIB
Kepala Dinkes Rembang (tiga dari kiri) menyampaikan Angka Kematian Ibu Pada 2022 di Rembang Terendah Sepanjang Sejarah (Jatengaja.dom/dok.jatengprov.go.id)

Rembang, Jatengaja.com - Kabupaten Rembang pada 2022 mencatat sejarah di mana jumlah kasus angka kematian ibu (AKI) terendah selama beberapa tahun terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang, dr Ali Syofii jumlah kasus angka kematian ibu pada 2022 tercatat hanya sebanyak enam kasus.

“Di tahun 2022 kematian ibu hanya ada enam kasus. Itu kasus terendah dan sejarah di Kabupaten Rembang, karena sebelum tahun 2000 kematian ibu, di atas 20 kasus setiap tahunnya,” katanya pada apel pagi di halaman kantor Dinkes Rembang, Kamis (12/1/2023) dilansir dari jatengprov.go.id.

Menurut Ali Syofii penurunan kasus angka kematian ibu mulau menurun sejak 2020 yakni sebanyak 13 kasus kemudian naik sedikit menjadi 14 kasus, karena ada pandemi Covid-19 dan 2022 hanya 6 kasus.

Lebih lanjut Kepala Dinkes Rembang menyebutkan capaian positif juga diikuti jumlah angka kematian bayi (AKB) yang menurun dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019 ada sebanyak 164 kasus AKB, pada 2020 turun menjadi 138 kasus, 2021 turun lagi menjadi 97 kasus, pada 2022 turun ke angka 90 kasus.

“Bapak Bupati sempat malu karena angka kematian bayi di Rembang tertinggi nomor dua di Jawa Tengah capai 164 kasus. Sehingga, beliau menekan harus diupayakan turun serendah mungkin. Alhamdulillah, turun cukup signifikan jadi 90 kasus dan itu cukup rendah di Jawa Tengah,” katanya.

Capaian positif itu, lanjut Kepala Dinkes Rembang, tak lepas dari kerja keras dan kerja sama banyak pihak, mulai desa puskesmas, rumah sakit, pelayanan kesehatan lainnya.

“Selain itu, juga berkat program inovasi Telponi, yaitu temokno, laporno, dan openi, yang dalam bahasa Indonesia berarti, temukan, laporkan, dan dirawat,” ujarnya.

Sementara Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan apresiasi kepada jajaran Dinas Kesehatan dan pihak-pihak terkait sehingga kasus kematian ibu dan kematian bayi turun.

“Prestasi ini jangan dianggap sebagai akhir pekerjaan yang baik, tapi awal pekerjaaan yang baik. Artinya, kita harus mempertahankannya dan memperbaiki untuk ke depan,” katanya.

Bupati Rembang mengakui, dirinya sempat malu, saat Gubernur Jawa Tengah mengumumkan di forum terbuka jika angka kematian bayi Rembang nomor dua di Jawa Tengah, yang kemudian menjadi motivasi Dinkes melakukan upaya untuk menekan kasus tersebut. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS