Jakarta, Jatengaja.com - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyebutkan pendemi Covid-19 telah memukul kalangan pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Kondisi menyebabkan 50% UMKM bangkrut.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha Magfiruha Rachbini menyatakan dari data survei ADB menyebutkan selama masa pandemi COVID-19, pelaku UMKM di Indonesia begitu terpukul. Kondisi itu semakin parah karena UMKM masih sulit memperoleh permodalan dari perbankan.

Sulitnya akses modal ke perbankan terbukti dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mencatat sebanyak 23 juta pelaku UMKM di Indonesia tidak mendapat akses pendanaan dari perbankan. Jumlah pelaku UMKM yang telah mendapat pendanaan dari bank baru mencapai 41 juta pelaku UMKM.

• Gubernur Ganjar Gandeng Marketplace Besar Untuk Kemajuan UMKM
• Mau Tukar Uang Rusak? Klik pintar.bi.go.id.
• Kunjungan Komut Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama ke PAG Tegaskan Dukungan ke Subholding Gas Pertamina Kembangkan Pusat LNG Hub Asia

“Survei ADB menyebutkan UMKM Indonesia 75 persen mengalami hambatan di sektor keuangan terutama akses modal pada saat membuka dan menjalankan usahanya, serta dalam cicilan pembayaran. Survei ADB juga menyatakan 50 persen UMKM di Indonesia bangkrut sepanjang pandemi. Sementara, sebanyak 88 persen tidak memiliki kas atau tabungan dan sekitar 60 persen mengurangi tenaga kerja,” Eisha dalam Webinar 'Evaluasi Ekonomi Indonesia 2021', Rabu, 8 Desember 2021.

Lebih lanjut Eisha mengatakan, UMKM Indonesia harus terus didorong agar beradaptasi lebih cepat dengan kondisi pandemi COVID-19. Salah satunya melalui digitalisasi ekonomi.

"Terbukti kemudian, UMKM yang menggunakan teknologi digital pada saat pandemi ternyata menerima pendapatan 1,14 kali lebih besar dibandingkan sebelum pandemi," terangnya.

Digitalisasi UMKM

Menurut Eisha, akselerasi digitalisasi ekonomi penting dilakukan mengingat potensi demografi yang saat ini didominasi oleh usia produktif sebesar 191,08 juta orang.

Di sisi lain, connection mobile telah digunakan oleh 125,6% penduduk dari 345,3 juta jiwa dengan pengguna internet telah mencapai 212,35 juta jiwa (76,8%) per Maret 2021.

"Peran dan kontribusi UMKM mendominasi struktur unit usaha. Sebesar 99,9 persen struktur usaha di Indonesia dan bekonstribusi terhadap 60,51 persen GDP serta menyerap 96,9 persen total lapangan pekerjaan," paparnya.

Adapun, data Kementerian Koperasi dan UMKM per Oktober 2021 menyebutkan 99% UMKM telah terhubung dengan ekosistem digital selama pandemi. Jumlah UMKM yang sudah memanfaatkan digital ekosistem digital mencapai 15,9 juta atau 24,9% dari total 65 juta UMKM.

Sementara, menurut data dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), saat ini sebanyak 16,4 juta atau 25,6% UMKM telah terhubung ke ekosistem digital.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki belum lama ini mengatakan, UMKM akan lebih cepat melakukan pemulihan diiringi dengan digitalisasi.

“Kami menyambut baik semakin banyaknya UMKM yang mulai go-digital, hal ini akan mendukung pemulihan ekonomi nasional kita semakin cepat terealisasi," katanya. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 09 Dec 2021